Padang Pariaman, R. Investigasi – Dengan nada terisak dan suara bergemetar, Andi sopir ketua DPRD Padang Pariaman yang dituduh mesum dengan sespri di ruangan ketua DPRD mencoba menghubungi media pada sore harinya, selang beberapa jam pasca berita tentang dirinya tayang di media ini, Selasa (31/3).
Andi berusaha menyanggah pemberitaan yang ada. Dia mengatakan bahwa, informasi yang beredar di tengah masyarakat tentang dirinya itu sama sekali tidak benar. Dia mengungkapkan dirinya datang ke kantor pukul 8.30 Wib, bukan pukul 7.30 Wib seperti yang diinformasikan.
Kedatangannya ke kantor pagi itu pun untuk menyelesaikan amprah gaji yang terakhir dibuat hari ini (kemaren, Selasa – red) untuk dinaikan pada Rabu (1/4), dan juga melihat rincian anggaran pengadaan alat listrik rumah dinas.
“Saya datang jam 8.30 Wib ke kantor, bukan pukul 7.30. Sampai di kantor saya telpon sespri menanyakan amprah gaji yang terakhir dinaikan besok (hari ini, Rabu – red), dan tentu dibuat terakhir hari ini (Selasa kemaren, – red),” ungkap Andi.
Kedatangannya di kantor diketahui oleh Ni Nel, cleaning service yang sedang menyapu ruangan. Sampai di kantor, di ruangan ketua, dia menghubungi sespri, “Luni (panggilan sespri) dimana, amprah gaji apa sudah siap. Kan terakhirnya sekarang, besok terakhir dinaikan. Ini juga ada SPJ untuk rincian pengadaan alat listrik rumah dinas, apa sudah ada anggarannya? Karena kalau tidak ada anggarannya, orang itu ngak mau kasih barangnya,” sebut Andi menirukan percakapannya dengan Luni, Sespri ketua DPRD.
Beberapa saat kemudian, Luni datang. Kedatangannya pun masih diketahui oleh Ni Nel. “Kedatangan Luni juga diketahui Ni Nel yang masih sibuk menyapu. Lalu saya berbincang-bincang menanyakan kembali amprah gaji yang dibahas di telpon tadi, bersamaan dengan rincian anggaran biaya alat listrik rumah dinas ketua DPRD,” ulasnya.
Akan hal tersebut, Luni pun berinisiatif membuat amprah gaji dan melihat rincian anggaran biaya listrik di laptop, di ruangan kantor ketua DPRD. “Nah, jadi sewaktu mau melihat rincian tersebut di laptop. Kami mendengar suara berisik masuk dari lobbi menuju ruangan dengan nada-nada intimidasi,” terangnya.
“Jadi saya sudah takut duluan, mendengar intimidasi menggerebek dan mau memukul saya ramai-ramai. Ada sekitar 5 sampai 6 anggota Satpol PP yang datang. Karena dalam kondisi seperti itu, saya mau dipukul, digerebek dalam pikiran orang banyak kan saya berbuat mesum. Saya tidak berbuat apapun terhadap Luni. Karena ketakutan saya itu lah, pintu kemudian saya kunci dan kemudian mereka datang menggedor ruangan mau ambil linggis mendobrak pintu,” terang Andi lagi.
Berharap agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, Andi pun mencoba mengambil inisiatif lain agar isu ini tidak merebak miring. Andi nekat memanjat loteng di kamar mandi ruangan ketua dewan. “Saya sudah pangling dan ketakutan luar biasa, Bang. Dari situ saya berinisiatif untuk memanjat loteng dan memberitahukan kepada Luni agar membuka pintunya setelah saya naik ke loteng. Saya hanya berusaha bersembunyi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.
Andi pun mengakui kesalahannya karena telah berdua dengan Luni di ruangan ketua dewan.
“Karena saya tau, saya salah Bang. Sudah berduaan dengan Luni yang bukan mukhrim saya. Pastilah orang-orang akan mengatakan image negative tentang itu. Ditambah lagi ada Satpol PP yang mau menggerebek dan ingin memukul saya. Jelas saya takut, Bang. Saya tidak ingin itu terjadi makanya saya nekat lari dengan memanjat loteng. Seumur-umur baru ini saya memanjat loteng, Bang. Sekarang istri saya pergi karena malu mendengar berita ini. Saya salah, Bang,” jelas Andi dengan suara terisak kepada media menyesali perbuatannya karena sudah berduaan dengan Luni di ruangan yang saat itu masih dalam keadaan sepi.
Discussion about this post