KAB. SOLOK — Dahulu, saat zaman Radio RRI masih sering didengar oleh khalayak, randai dan tari piring jadi primadona warga di Sumbar, khususnya di Nagari Muaro Paneh. Kesenian itu sering ditampilkan disetiap acara baralek dan menyambut tamu maupun acara adat lainnya.
Randai adalah satu dari sekian banyak tradisi seni pertunjukan Minangkabau yang sudah populer secara turun-temurun di lintas generasi. Pola permainannya nyaris sama dengan panggung teater. Dimainkan sejumlah orang, diiringi musik, tarian dan drama. Bedanya, tarian dalam randai justru dimainkan dengan unsur gerakan silek (silat) Minangkabau. Begitu juga dengan pakaiannya menggunakan galembong (celana hitam berukuran besar), persis yang digunakan pandeka (pendekar) Minang dalam bersilat.
Hingga kini, tradisi randai masih hidup di 19 kabupaten/kota Sumatera Barat (Sumbar). Namun, intesitasnya tidak seriuh generasi era 80-an. Tak lagi banyak pemuda nagari (sebutan lain setingkat desa) yang menghidupkan panggung randai di tengah-tengah kampung. Barangkali karena itulah Parik Paga Nagari Muaro Paneh kembali melestarikannya di nagari itu. Bermodal semangat, pada 2020 lahirlah ide membentuk sanggar yang diberi nama “Muaro Palito” di Nagari Muaro Paneh. Kendati masih berupa ide, wujudnya ternyata membutuhkan kegigihan dan kebersamaan yang tinggi. Sebab kini randai hidup di era yang dominan dikuasai teknologi.
Randai yang telah lama tidak terlihat di Muaro Paneh kini kembali membumi, bahkan kerap tampil didalam acara baralek warga, misalnya di Sawah Sudut Sabtu 22 Agustus 2020. Dua group randai menampilkan atraksi mereka, menjelang tengah malam kegiata itu diselingi tari piring sebagai hiburan bagi warga yang datang melihatnya. Acara itu digelar ketika malam penuh keramaian dalam sebuah pesta pernikahan warga setempat. Kegiatan serupa juga tampak diacara pesta pernikahan warga Lambah Nagari Muaro Paneh beberapa hari sebelumnya.
Zal, salah satu pegiat randai asal Jorong Galagah Tanah Kuning mengaku senang randai kembali diminati warga dan pemuda sehingga bisa ditampilkan dalam berbagai acara ditengah masyarakat. Selain dapat menghibur juga bisa mencegah generasi muda agar tidak ikut-ikutan dalam berbagai kegiatan negatif seperti ikut menggunakan narkoba, keluyuran tengah malam, balap liar ataupun melakukan kegiatan lain yang justru tidak bermanfaat.
Saat ini ada 3 group randai di Muaro Paneh yang sudah aktif dan menggelar latihan hampir tiap minggu, semoga makin banyak group yang akan kembali melakukan latihan supaya tidak punah randai kita ini,”ungkap dia, sabtu malam di Sawah Sudut.
Malam itu, randai dan tari piring tampil menghibur warga secara bergantian. Di iringi bunyi bansi dan gemuruh tepuk tangan serta lagu yang penuh pesan moral bagi khalayak makin menambah semarak dusun itu. *** Risko Mardianto
Discussion about this post