Bukittinggi — Bak kata peribahasa (pepatah) orang Minangkabau, “mambangkik batang tarandam”. Pesta Budaya Seni Pameran Dagang dan Industri (Pedati), sudah satu dasawarsa tidak bangkit-bangkit. Kini, menjelang dan juga dalam rangka Hari Jadi Kota (HJK) Bukittinggi ke-238 kembali digelar selama dua pekan lebih, dimulai Kamis (15/12) besok sampai 31 Desember mendatang.
Ketua Umum Pedati ke-12/2022 Martias Wanto yang juga Sekdako Bukittinggi, bersama Kadis Kominfo unsur panitia dan ketua PWI Bukittinggi, Rabu (13/12) di aula kantor Balaikota menjelaskan kepada awak media tentang kegiatan yang bagai “mambangkik batang tarandam” ini.
Menurut Ketum Pedati, kegiatan dimulai Kamis (15/12) sampai 31 Desember 2022 dalam bentuk tiga kegiatan, yaitu expo, pesta/pagelaran budaya dan seni, pemeran dagang dan industri, serta dzikir bersama.
Pameran, ulas Martias berlangsung di lapangan Wirabraja (Kantin) areal Kodim 0304/Agam, jalan Sudirman, kemudian pagelaran/pesta budaya dan seni, selain di pelataran Jamgadang juga akan dilaksanakan di objek wisata Panorama dan benteng de Cock, serta dzikir bersama di pelataran taman Jamgadang.
Dari kegiatan di atas, menurut Martias, berlangsung dalam dua fase waktu, yakni dari 15 sampai 21 Desember berupa Expo atau pameran, dengan sarana dan prasaran sebanyak 50 buah tenda besar dalam beberapa ukuran.
Peserta expo terdiri dari pelaku usaha termasuk UMKM dan sejumlah OPD di Kota Bukittinggi, juga akan diikuti oleh stand kota/kabupaten di provinsi Sumatera Barat. Terakhir disebutkan Malaka, Malaysia juga sudah mengkonfirmasikan kesediaan mereka untuk ikut serta.
Sebelum dilakukan dengan pagelaran seni yang dijadualkan berlangsung sampai 31 Desember, tepat 22 Desember seperti biasanya berupa Rapat Paripurna DPRD memperingati Hari Jadi Kota Bukittinggi ke-238, diikuti dengan resepsi.
Setelah peringatan HJK, tambah Ketum, baru dilanjutkan dengan pesta/pagelaran budaya seni oleh penggiat seni seperti sanggar-sanggar seni yang ada di kota Bukittinggi, para siswa dan pelajar sampai organisasi paguyuban warga Kota Bukittinggi.
Pagelaran budaya dan seni ini juga tidak lepas dari bagian prioritas program kota Bukittinggi dalam bidang pendidikan khususnya muatan lokal, termaduk budaya serta seni oleh pelajar dan siswa yang di kota Bukittinggi.
Selama pagelaran budaya dan seni, Martias menambahkan, di pelataran juga akan dibuka beberapa stand yang khusus diisi untuk berbagai jenis kuliner, terutama khas/spesifik Bukittinggi.
Dari bentuk kegiatan di atas, ketua menyebutkan, tentu akan mendatangkan efek domino terhadap ekonomi masyarakat Bukittinggi khususnya, termasuk pengembangan aktivitas dan kreativitas siswa dalam budaya dan seni.
“Satu sama lain akan saling simbiosis dalam pengembangan dan peningkatan potensi ekonomi maupun budaya dan seni bagi masyarakat serta pelajar di Bukittinggi,” jelas Martias.
Puncak kegiatan 31 Desember, sebelum penutupan dilakuan, akan dilaksanakan dzikir bersama di pelataran taman Jamgadang, sebagai salah wujud dari ucapan syukur pemerintah dan masyarakat kota Bukittinggi setelah selesai menggelar helat besar tersebut.
Dzikir yang dijadualkan pada malam hari ini sekaligus sebagai pengganti kegiatan penyambutan tahun baru yang dulu pernah dilakukan oleh warga dan pendatang di pelataran taman Jamgadang, yang lebih berbentuk hanya sekedar berkumpul semata.
Setelah berlangsung kembali tahun ini, untuk tahun mendatang, Martias menekankan akan dilaksanakan kembali dengan bibit yang lebih besar lagi.
“Bukittinggi sebagai episentrum berbagai aspek kehidupan di Sumbar bagian utara khususnya, termasuk bidang ekonomi, budaya maupun seni. Maka Pedati mendatang tentu saja diharapkan juga mampu memberikan dampak terhadap daerah hinterlandnya,” tegas Sekdako. (Pon)
Discussion about this post