Bukittinggi — Waktu telah menunjukan pukul 21.00 WIB, meski kegiatan Pedati tidak ada lagi, tapi suasana Bukittinggi, terutama di dua lokasi nyaris tidak berubah. Ramai dan semarak, itulah dua kata untuk menggambarkannya.
Ketika reportaseinvestigasi.com, menelusuri sejumlah ruas jalan di Kota Wisata ini, pada Selasa (27/12), malam-malam menjelang pergantian tahun masih tetap ramai. Hampir semua ruas jalan menuju pusat kota di kawasan Pasa Ateh dan Jamgadang, masih cenderung masih pasat merayap.
Suasana yang tidak jauh berbeda. Bahkan di Lapangan Kantin yang tidak lagi menjadi tempat pameran, namun para pedagang kaki lima maupun tentengan disertai dengan peralatan mainan anak-anak nampak terlihat ramai, termasuk pengunjung tentunya.
Apalagi di pelataran taman Jamgadang sampai ke Kampuang Cino dan jalan Minangkabau, arus lalulintas dan pengunjung tidak kalah ramai dibandingkan ketika Pedati masih berlangsung.
Kelebihnya di pelataran taman Jamgadang pengunjung dihibur dengan penampilan kesenian dan musik band, bagai gula yang memanggil semut untuk mengeruminya.
Tentu saja pada sudut-sudut yang dapat dimanfaatkan oleh pedagang untuk mengais rezeki hampir terisi penuh. Begitu pedagang tentengan yang tidak kalah sigap memanfaatkan kerumunan pengunjung untuk mendapatkan fulus.
Suasana, terutama ekonomi sejak dimulai kegiatan Pedati sampai pada suasana peringatan Hari Jadi Kota (HJK) ke-238 ini bagai aliran darah bagi kehidupan manusia di Bukittinggi, nyaris tidak berhenti dari pagi sampai malam hari.
Karena itu tidak salah bila sejumlah warga dan pengunjung yang datang ke Bukittinggi menjelang pergantian tahun, khususnya memperingati Hari Jadi memberi nafas kehidupan ekonomi warga terutama sektor informal dan UMKM. (Pon)
Discussion about this post