Sungai Limau — Puluhan, bahkan ratusan tokoh masyarakat serta tamu yang hadir, yang terdiri dari niniak mamak, tokoh adat dan agama Kuranji Hilir, Sungai Limau, sepakat menyatakan dukungan untuk melanjutkan pembangunan Kabupaten Padang Pariaman, di bawah kepemimpinan Suhatri Bur untuk jangka 5 tahun ke depan.
Dukungan itu mengalir sewaktu pertemuan lintas tokoh yang diadakan di pasia Sungai Limau, Kuranji Hilir, Minggu (8/9).
Hadir dalam kesempatan itu Buya Tuanku Sabar, Buya Tuanku Imam, mantan anggota DPRD Padang Pariaman Harfianda, Dt Bandaro Basa Mulyadi, SH, Rahmat Rizal dan sejumlah tokoh-tokoh masyarakat kenamaan lainnya.
Di hadapan para tokoh, Suhatri Bur menjelaskan dirinya dilantik sebagai Bupati Padang Pariaman bersamaan dengan pandemi Covid 19. Dengan demikian, pemerintah pusat mengambil kebijakan prioritas dengan mentagging anggaran untuk pendidikan, dan kesehatan hingga pasca pandemi.
“Memang ada beberapa yang belum terealisasi, bukan berarti tidak ada, itu terjadi bukan atas kemauan kita, tapi kebijakan pusat lah untuk mengatasi pandemi Covid 19, lalu pusat melakukan tagging anggaran untuk kesehatan dan pendidikan. Dan semua yang tertunda itu sudah kita programkan kembali untuk 5 tahun ke depan,” terang Suhatri Bur.
Lebih jauh bupati populis yang dekat dengan rakyat kecil itu menuturkan, berkenaan dengan hal itu, dirinya mengambil sikap untuk mendahulukan kepentingan yang lebih prioritas, yang mengutamakan azas masyarakat banyak.
Di lain hal, ia juga mengatakan laju pertumbuhan ekonomi di Padang Pariaman adalah tertinggi di nasional mengalahkan Provinsi Sumatera Barat yang hanya bertengger di angka 4,62 persen.
“Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Padang Pariaman itu 6,83% adalah tertinggi di nasional, mengalahkan Sumbar yang hanya 4,62%. Dan prestasi pertumbuhan ekonomi kita jauh di atas rata-rata nasional. Prestasi itu tidak pernah kita viralkan,” sambung Aciak Suhatri Bur.
Selain itu, sambung Aciak, belanja APBD Kabupaten Padang Pariaman terus mengalami peningkatan fluktuatif berkat kedekatan Aciak dengan pusat dan kemampuan lobi-lobi politiknya.
Demikian juga dengan destinasi wisata yang menggeliat di era Suhatri Bur – Rahman di range waktu 3 tahun terakhir. Terhitung sudah 70 destinasi wisata yang mulai disentuh, alhasil UMKM Padang Pariaman tumbuh dan bangkit luar biasa. Sehingga berdampak pada pendapatan asli daerah.
Suhatri Bur sempat menyinggung kinerja oknum anggota DPR RI yang tak konsisten dengan perkataannya. Dikatakan Aciak, anggota DPR RI itu meminta proposal bantuan pembangunan untuk Padang Pariaman hari itu juga. Ia mengingat, saat itu dirinya masih berada di kantor pukul 4.00 sore.
“Jadi anggota DPR RI ini menelpon agar Aciak mengantarkan proposal hari itu juga, dia tunggu di Plaza Senayan. Waktu itu pukul 4.00 sore saya masih di kantor. Dan saya tepati, hari itu juga sampai saya di Plaza Senayan pukul 9.00 malam. Mengantarkan proposal untuk kegiatan normalisasi Pasir Baru, Ulakan, Batang Anai yang kena abrasi pantai. Lucunya semua itu hasilnya nonsen. Tidak ada satupun yang jadi,” kenang mantan Wakil Bupati Padang Pariaman itu disambut gelak tawa tamu yang hadir.
Tak patah arang, dengan kegigihannya, Aciak pun melanjutkan pekerjaan sebagai Bupati Padang Pariaman untuk kembali menggaet dana pusat. “Dan Alhamdulillah, melalui anggota DPR RI yang lain dari Fraksi Partai Amanat Nasional, tak lain adalah ketua komisi
dari anggota DPR RI yang (nonsen) tadi. Alhamdulillah proposal itu direalisasikan,” ujar Aciak mengulas memoar tentang oknum anggota DPR RI yang tak malu mengklaim pembangunan Padang Pariaman adalah berkat usahanya. (Idm)
Discussion about this post