Pariaman — Upaya Baznas Kota Pariaman mengikis angka kemiskinan di daerahnya patut diacungi jempol. Pasalnya, sejumlah program yang diluncurkan Baznas Kota Pariaman mendukung dan mensukseskan visi misi Pemerintah Kota Pariaman, dalam mensejahterakan masyarakatnya melalui penyaluran zakat, mendapat atensi khusus dari Baznas Pusat.
Ya, Baznas Kota Pariaman baru saja menyabet penghargaan dari Baznas Pusat. Piagam penghargaan itu diserahkan Ketua Baznas Kota Pariaman, Jamohor kepada Wali Kota Pariaman, Genius Umar di ruang kerjanya, Senin (1/2/2021).
Piagam penghargaan yang diterima itu tak lepas dari kesuksesan Baznas Kota Pariaman dalam menyalurkan zakat yang dikumpulkan, menyasar lapisan masyarakat (mustahik) yang notabene adalah warga miskin dari pelbagai profesi.
Yang tak kalah menarik adalah, di bawah komando Jamohor sebagai ketua yang didampingi 3 wakil ketua itu, Baznas Kota Pariaman tak hanya sekedar berpangku tangan saja menerima proposal perihal permintaan bantuan yang datang dari mustahik. Jamohor bersama 3 pimpinan Baznas Kota Pariaman lainnya tersebut berhasil menerapkan terobosan sistem ‘jemput bola’.
Hal itu dibuktikan pada periode Januari sampai dengan Desember 2020. Bayangkan, dengan tenggat waktu 4 bulan, Baznas Kota Pariaman telah menyalurkan zakat sebesar 4.784.020.500 rupiah, dari total pengumpulan zakat sebanyak Rp 5 miliar yang dipungut dari zakat ASN dan swasta.
“Sistem jemput bola ini kita menurunkan tim memantau calon mustahik yang betul-betul miskin. Tak cukup untuk miskin saja, tapi betul-betul miskin,” terang Jamohor pada media Selasa (2/2/21).
Jamohor menuturkan, program yang digulirkan Baznas Kota Pariaman berupa Pariaman Makmur bagi pelaku usaha yang melingkupi usaha ekonomi produktif dan konsumtif; Pariaman Cerdas bagi mahasiswa dengan kategori beasiswa binaan dan reguler; Pariaman Sehat berupa biaya berobat untuk tidak terdaftar di BPJS atau yang kesulitan; Pariaman Peduli bagi mustahik yang terkena musibah atau bencana alam, dan terakhir Pariaman Taqwa berupa insentif kepada mustahik yang berprofesi di bidang keagamaan.
Pariaman Makmur contohnya, jelas Jamohor, adalah bantuan penambahan modal bagi pelaku usaha yang sudah mempunyai tempat usaha produktif sebesar Rp 1.500.000 per pelaku usaha.
“Selain itu ada juga ekonomi konsumtif. Nah, ini bantuan usaha yang diberikan kepada pedagang asongan, pedagang yang berjualan dengan gerobak yang belum punya tempat usaha dengan nilai usaha 300 ribu sampai 500 ribu, juga dibantu,” kata mantan anggota DPRD 4 periode yang sekarang berprofesi sebagai dosen di STIE Pariaman ini menjabarkan.
Untuk program Pariaman Makmur ini saja, Baznas Kota Pariaman mencatat sebanyak hampir 2000 pelaku usaha yang sudah dibina. “Semua itu dievaluasi dan diseleksi lagi. Jika usahnya berhasil maka Baznas akan memberikan bantuan usaha lagi sehingga nantinya mereka bisa menjadi muzaki,” sebutnya.
Ketua Kadin ini juga menyampaikan, untuk Pariaman Cerdas, Baznas Kota Pariaman sudah menyalurkan 113 beasiswa binaan kepada mahasiswa yang terhimpun dalam wadah satu keluarga satu sarjana.
“Sedangkan untuk beasiswa reguler, akan mendapat bantuan Rp 1.500.000 per semesternya. Program Pariaman Cerdas ini telah melahirkan mahasiswa berprestasi hingga bisa kuliah ke luar negeri seperti Khairo,” ulasnya. (Idm)
Discussion about this post