Oleh Syafri Piliang
Wartawan Muda
Pulau Punjung – Pagi itu, halaman Pasar Pulau Punjung tampak lebih hidup dari biasanya. Petugas kebersihan berseragam oranye sibuk menyapu jalan, sementara sekelompok pelajar SMP menenteng kantong sampah, memungut plastik yang terselip di antara deretan lapak pedagang. Di kejauhan, truk pengangkut sampah melintas pelan menuju Tempat Pengelolaan Akhir (TPA).
Pemandangan seperti ini menjadi gambaran nyata bagaimana Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, tengah berbenah. Semua elemen bergerak di mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga pelajar. Kegiatan ini untuk menyongsong Kompetisi Adipura 2025, penghargaan bergengsi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bagi daerah yang sukses mengelola kebersihan dan lingkungan secara berkelanjutan.
“Kami sudah siapkan segala aspek, dari kebersihan hingga tata kelola persampahan. Setiap titik pantau harus memenuhi standar yang ditetapkan KLHK,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dharmasraya, Budi Waluyo, saat ditemui di kantornya, Rabu (8/10/2025).
Menurut Ex wartawan senior itu , ada 12 titik pantau utama yang menjadi fokus penilaian. Mulai dari pasar, sekolah, fasilitas kesehatan, sampai ke ruang terbuka hijau. Seluruhnya kini tengah diperbaiki dan dibersihkan melalui kerja sama lintas sektor.
“Semua camat dan walinagari kami libatkan. Bahkan OPD teknis pun turun langsung untuk memastikan kesiapan lapangan,” tukuknya.
Lebih dari sekadar kompetisi, Adipura tahun ini dimaknai sebagai momentum perubahan perilaku. Pemerintah daerah mendorong masyarakat agar lebih sadar dalam mengelola sampah dari rumah tangga, meminimalisir plastik sekali pakai, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
“Kesadaran ini harus tumbuh dari masyarakat sendiri. Kalau semua ikut berpartisipasi, kebersihan bukan hanya untuk penilaian, tapi menjadi budaya,” ucap Budi yang sudah banyak asam garamnya di beokrasi.
Dukungan penuh datang dari Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani dan Wakil Bupati Leli Arni, yang menegaskan pentingnya menjaga lingkungan sebagai identitas daerah.
“Kebersihan adalah cermin wajah daerah. Kalau Dharmasraya bersih, maka martabat kita juga terangkat,” pesan Bupati Annisa dalam salah satu rapat koordinasi lintas sektor.
Kini, menjelang penilaian tahap pemantauan lanjutan oleh Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusdal LH) Sumatra pada Oktober ini, semangat gotong royong tampak di setiap sudut nagari.
Di tepi Sungai Batanghari, sejumlah pemuda tampak menanam bibit pohon di bantaran sungai. Sementara di sekolah-sekolah, para guru mengajak murid membuat bank sampah mini dari bahan daur ulang.
Bagi Dharmasraya, Adipura bukan hanya tentang piala atau penghargaan, tetapi tentang membangun kesadaran kolektif. Tentang bagaimana sebuah kabupaten muda di selatan Sumatera Barat berupaya menata diri menjadi daerah yang bersih, hijau, dan berwawasan lingkungan.
“Kalau Adipura ini bisa kita raih, itu merupakan bonus. Yang lebih penting, masyarakat kita semakin cinta pada lingkungan. Karena menjaga kebersihan bukan hanya sekadar lomba, tapi cermin martabat daerah, ” tukas Budi Waluyo dengan senyum optimistis.***
Discussion about this post