Bandung — Suasana tegang mewarnai Kamis lalu di sekitar Taman Tegalega, Bandung. Sejumlah wartawan yang tengah menyelidiki kasus peredaran obat-obatan terlarang golongan G mendadak menjadi korban kekerasan. Ironisnya, pelaku diduga merupakan bagian dari jaringan yang mereka selidiki.
Berawal dari informasi warga, para wartawan menemukan bukti kuat di sebuah toko: ribuan butir obat siap edar dan pengakuan seorang karyawan, Edi. Mereka pun bergegas menuju kantor polisi untuk menyerahkan barang bukti dan saksi. Namun, di tengah perjalanan, mereka dihadang oleh seorang pria bernama Jhon.
Jhon, yang diduga sebagai “beking” atau pelindung jaringan pengedar, dengan arogan menghentikan paksa kendaraan para wartawan. Bukannya berdialog, ia malah melakukan tindakan kekerasan fisik, memukul dan merusak kendaraan. Lebih mengejutkan lagi, ia berusaha mengelabui warga dengan menuduh para wartawan sebagai perampok.
Namun, taktik Jhon gagal total. Warga yang menyaksikan kejadian tersebut justru berang dan langsung menghukum Jhon di tempat. Pria tersebut kemudian diserahkan ke Polsek Regol Polrestabes Bandung. Para wartawan yang menjadi korban telah melaporkan kejadian ini dengan nomor laporan: LP/B/9/11/2025/SPKT/Polsek Regol/Polrestabes Bandung/PoldaJawaBarat. Mereka berharap polisi segera mengusut tuntas kasus ini dan membongkar seluruh jaringan pengedar obat-obatan terlarang yang terlibat.
Kejadian ini menyoroti dua sisi penting: keberanian para wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistik dan sekaligus bahaya yang mengintai profesi tersebut. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan bagi jurnalis dan penegakan hukum yang tegas terhadap kejahatan peredaran narkoba. Semoga kasus ini menjadi momentum untuk meningkatkan keamanan bagi jurnalis dan memperkuat komitmen dalam memberantas peredaran gelap obat-obatan terlarang.**
Red/amr
Discussion about this post