JAKARTA,RI – Ani Herlina (41), tidak pernah menyangka akan dikaruniai dua bocah lucu, dari kelahiran buah hati pertamanya 27 Oktober 2017 lalu. Istri Titis Yuritno ini melahirkan dua bocah perempuan, Athira dan Athisa secara normal.
Lahir dengan normal, kedua balita warga Desa Kolok Nan Tuo, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat itu terlihat sama seperti bayi pada biasanya. Tidak ada yang berbeda, keduanya tampak lucu dan imut.
Namun begitu memasuki usia enam bulan, Athira, kembaran Athisa ini memperlihatkan gejala lain, hatinya tidak berfungsi normal. Sejak itu, rumah sakit mulai menjadi langganan bagi Athira dan orang tuanya.
Tidak bisa diatasi di RSUD Sawahlunto, Athira kecil dirujuk ke Rumah Sakit M Djamil Padang. Tidak kurang dari tiga bulan, hingga usianya memasuki sebilan bulan, Rumah Sakit M Djamil Padang menjadi kunjungan utama bagi Athira.
Tidak sampai disitu, berbekal BPJS, Athira kembali dirujuk. Kali ini tidak lagi di pulau Sumatera, namun bocah bergolongan darah O ini diterbangkan ke pulau Jawa. Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo menjadi tempat perjuangannya.
Dokter memutuskan, untuk kelangsungan kesehatannya, Athira harus menjalani pencangkokan hati. Kala itu, hampir satu setengah tahun Athira dan kedua orang tuanya musti bolak balik Sawahlunto dan RS Cipto Mangunkusumo.
Sebagai orang tua, Ani Herlina dan Titis Yuritno tetap berkeyakinan, kemudahan akan diberikan Allah SWT. Dengan semangat dan semua kemampuan yang ada, keduanya beserta dukungan keluarga terus menjalani pengobatan.
Namun, dua tahun sudah penantian orang yang baik hati dan dermawan yang mau berbagi hati dengan bocah kecil malang ini. Akan tetapi hingga kini belum seorangpun yang bersedia untuk berbagi.
Tidak hanya menunggu pendonor hati yang entah siapa, Ani Herlina dan Titis Yuritno juga harus bersiap-siap dengan biaya yang terbilang sangat besar. Setidaknya, untuk proses operasi pendonor membutuhkan biaya mencapai Rp100 juta.
Sedangkan untuk proses pencangkokan hati ke dalam tubuh Athira, dibutuhkan biaya yang mencapai Rp1,3 miliar, sebuah angka yang terbilang fantastis untuk pasangan keluarga yang saat ini tinggal di salah satu kontrakan di kawasan Jakarta Pusat.
Meski demikian, Ani Herlina mengungkapkan, mereka tetap optimis akan dapat menemukan pendonor yang baik hati untuk saling berbagi hati dengan Athira kecil mereka.
Kondisi pandemi Covid-19 yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia, membuat Ani Herlina dan Titis Yuritno harus menetap di Jakarta. Sebab, dalam kondisi Athira yang mulai mengalami beberapa patah tulang akibat tidak berfungsinya organ hati.
Sudah lebih tujuh bulan Ani Herlina dan Titis Yuritno harus menetap di Jakarta Pusat, tanpa ada pekerjaan dan tanpa ada bantuan langsung tunai. Sebab, Ani Herlina dan Titis Yuritno berindentitas Kota Sawahlunto Sumatera Barat.
Ani Herlina dan Titis Yuritno harus tegar berpisah dengan Athisa, kembaran Athira yang kini mulai tumbuh bersama nenek dan kakeknya di Sawahlunto. “Tidak ada pilihan lain, bagi kami Athira juga belahan jiwa,” ujar Ani Herlina sendu.
Bahkan, menurut Ani Herlina, hingga saat ini sudah empat bulan kontrakannya di Jalan Kenari 2 Jakarta Pusat, tidak bisa mereka bayarkan. Untung saja, pemilik kontrakan bermurah hati memberikan kesempatan untuk berbagi tempat berteduh di bawah langit ibu kota negara.
Melalui media sosial, beberapa dermawan mulai memberikan bantuan. Namun, tingginya kebutuhan hidup untuk bertahan di ibu kota, Ani Herlina bersama keluarga masih membutuhkan bantuan dan uluran tangan.
Keluarga, terang Ani Herlina, tidak bisa berbuat banyak untuk terjun menjadi pendonor. Sebab, sang buah hati membutuhkan dermawan bergolongan darah O, sedangkan golongan darah kedua orang tuanya A.
Selain itu, seorang pendonor juga harus berusia 24 hingga 45 tahun, dan terjamin kesehatannya. Bagi dermawan yang ingin memberikan uluran tangan untuk meringankan dapat menghubungi Ani Herlina melalui telpon 081363473827 atau telpon Titis sang ayah 082171746824. (Inv.02)
Discussion about this post