Mojokerto — Kepala Desa Temon, Kecamatan Trowulan, tidak mau ditemui wartawan yang hendak meliput pertemuan antara dirinya dan seorang warga bernama Suyitno (56) dari Dusun Botok Palung RT 001/RW 005 di Balai Desa Temon pada Jumat (9/8/2024).
Dalam pertemuan itu, Suyitno hadir sesuai undangan dari Kepala Desa yang tertulis dalam Surat Pemerintah Desa Temon Nomor: 005/628/416-312.4/2024. Menurut Suyitno, undangan tersebut terkait permohonannya akan informasi mengenai Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Keuangan Desa yang tidak kunjung ditanggapi oleh Pemerintah Desa Temon.
Meski demikian, pertemuan tersebut berlangsung. Kepala Desa Temon Sunardi melarang keras dokumentasi apapun oleh wartawan, termasuk memotret atau memfotokopi dokumen yang ditunjukkan. “Pertemuan ini tidak boleh didokumentasikan oleh siapapun termasuk wartawan,” ujar Sunardi dengan nada tinggi.
Dengan sikap ini menimbulkan kecaman dari Suyitno dan pendampingnya, Hadi Purwanto, Ketua Barracuda Indonesia dan aktivis keterbukaan informasi publik.
Hadi menegaskan bahwa pihaknya memiliki hak untuk menghadirkan wartawan guna memastikan transparansi. Ia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap kepala desa yang dinilai tidak menghormati hak warga untuk mendapatkan informasi yang transparan dan akuntabel.
Ketua Barracuda Hadi Purwanto berjanji akan membawa masalah ini ke sidang ajudikasi di Komisi Informasi Provinsi Jawa Timur untuk memperjuangkan hak-hak Suyitno.
“Kami ingin mengajak Kepala Desa Temon bertarung di persidangan. Berani tidak dia menghadapi kami di persidangan dan tidak diwakilkan,” ujar Hadi.
Tindakan Sunardi yang menolak memberikan informasi ini juga dianggap mencerminkan lemahnya pengawasan dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto terkait keterbukaan informasi dan etika pelayanan publik.
Hadi pun mencium adanya kejanggalan dalam pengelolaan dana Bantuan Keuangan Desa Temon tahun 2022 yang perlu diselidiki lebih lanjut.
Kasus ini menjadi sorotan, terutama dalam konteks pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahan desa. (Nita/ifa)
Discussion about this post