Payakumbuh — Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyerahkan bantuan 100 set Alat Pelindung Diri (APD), 200 liter disinfektan, dan 10.000 butir telur dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (Asohi) Daerah Sumbar untuk Kota Payakumbuh, diterima langsung oleh Wali Kota Riza Falepi dan Wakil Wali Kota Erwin Yunaz di Aula Peternakan, Jumat (3/4).
Kedatangan Gubernur Irwan Prayitno ke Payakumbuh juga untuk mengecek lokasi tempat karantina atau tempat isolasi bagi ODP Covid-19 seperti di Gedung Peternakan dan BLK di Payakumbuh yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Sumbar.
Irwan menyebut Pemprov Sumbar sudah menjalankan strategi pengendalian wabah Covid-19, dimana dari luar provinsi telah melakukan pengetatan di 9 perbatasan wilayah darat.
Di dalam provinsi pun sudah keluar larangan kegiatan keramaian atau pembatasan aktifitas warga di luar rumah, dan ini juga sudah dilaksanakan oleh setiap pemko/pemkab secara keseluruhan.
Bahkan, Gubernur dua Periode itu menyebut untuk pasien yang positif Covid-19 dari hulu dan hilir dikendalikan, orang yang tidak ada gejala di cek, Orang Dalam Pengawasan (ODP) positif pun disiapkan tempat karantina bagi mereka.
“Untuk karantina Covid-19 ringan disediakan lokasi karantinanya, kalau Covid-19 sedang disediakan di rumah sakit daerah, kalau kasus Covid-19 berat, penanganannya ada di RSUP M. Djamil Padang dan RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi,” kata Irwan Prayitno.
Diterangkannya, saat ini di Sumbar ada 9 lokasi karantina, terdiri dari 6 untuk ODP dan 3 untuk Covid-19 ringan. Sementara untuk karantina mandiri kota/kabupaten ada 8 yang mengusulkan dan akan ada lagi tambahannya nanti.
“Rumah sakit di Sumatera Barat dapat menampung 600 pasien positif Covid-19 berat, estimasi kita puncak kasus berada di bulan Juni, sekarang yang positif di Sumbar baru belasan,” ujarnya.
Untuk penanganan Covid-19, Pemprov telah menyiapkan anggaran sebesar 300 Miliar untuk tahap awal, untuk dari pengamat sosial tahap awal 150 Miliar, akan kita tambahkan lagi agar SKPD mengondisikan anggaran bagi penanganan Covid-19.
“Yang dikarantina, untuk perawat dan dokter digratiskan bagi pasien karena ditanggung pemerintah, mereka hanya tinggal membawa bajunya saja,” ujarnya.
Kendati di Payakumbuh saat ini masih belum ditemukan adanya angka kasus Positif Covid-19, Gubernur mewanti-wanti agar jangan melonggarkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus berbahaya ini.
“Zero positif Covid-19 bukan berarti tidak ada virusnya, karena dari hasil pemeriksaan laboratoriumlah bisa kita tahu apakah seseorang terbebas dari Covid-19 atau tidak,” katanya.
“Orang-orang yang kita jumpai saat ini bisa jadi positif, atau bahkan membawa virus tersebut, sedangkan kita tidak tahu simptom atau gejalanya yang mungkin timbul, misalnya dia tidak sakit dan tidak demam, namun bisa menularkan, jadi kita tetap harus waspada dan jangan sampai lengah,” kata Gubernur.
Dengan nada yang sama, Wali Kota Riza Falepi selaku Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 mengajak seluruh anggota timnya bekerja lebih keras lagi guna menjaga jangan sampai penyebaran Covid-19 masuk ke Payakumbuh. Wali Kota juga menegaskan agar peningkatan kewaspadaan dilakukan di Payakumbuh selama 14 hari kedepan, terkhusus kepada warga yang baru saja datang dari luar daerah, mereka harus mematuhi protokol berdiam diri di rumah dan melakukan karantina secara mandiri.
“Seluruh pihak harus bekerja keras menjaga sosial distancing dan physical distancing, terkhusus kepada warga kami, mohon agar himbauan dan instruksi dari pemerintah dipatuhi, ini demi keselamatan kita bersama,” kata Riza Falepi. (bbz)
Discussion about this post