Pariaman — Kepedulian H. Musril Koto terhadap kampung halaman sudah sepatutnya diapresiasi. Berbekal jiwa kepedulian yang tulus membantu untuk mensejahterakan perekonomian para petani tersebutlah, H. Musril berinisiatif mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor rempah.
Pasalnya pengusaha sukses yang tadinya fokus berbisnis sebagai produsen pakaian muslim, dengan grosiran tekstil yang terbilang besar di Tanah Abang ini, terpaksa memutar otak untuk menghidupkan ekonomi petani di kampung halaman.
Bayangkan saja dalam 7 bulan belakangan, sejak PT Sasco Karya Mandiri (SKM) didirikan, H. Musril mesti rela bolak-balik Jakarta-Pariaman hitungan hari, untuk menampung produksi pinang petani dan pengumpul agar tidak anjlok ditekan eksportir luar daerah.
Alhasil, upaya H. Musril pun berhasil, petani dan pengumpul pinang yang tadinya mendapatkan harga Rp2.500 per kilo, kini dengan kehadiran PT SKM, harga pinang petani ditawarkan dengan harga Rp7.000 per kilo.
Ya, untuk perdana ini, kata H. Musril, perusahaannya lebih memilih untuk mengekspor buah pinang, kendatipun planningnya ke depan ialah jadi barometer ekspor rempah-rempah yang akan mengangkat ekonomi petani di seluruh Kab/Kota Pariaman.
“Memang perusahaan ini didedikasikan untuk mensejahterakan petani rempah. Terutama petani pinang. Sebab melihat harga pinang yang rendah dengan pekerjaan yang menguras waktu dan tenaga yang besar, tentu tidak sesuai. Maka dari itu kita dirikanlah PT SKM untuk menampung produksi petani pinang, untuk diekspor ke India,” terang pria paruh baya berperawakan santun dan humble itu kepada media, Jumat (16/8).
Lebih lanjut, terang H. Musril, untuk ekspor perdana pinang ini, PT SKM menyiapkan pinang kering sebanyak 28 ton dengan spek permintaan ekspor pinang dalam kondisi kering mati atau tingkat kekeringan kadar air 5 persen.
“Jadi buah pinang itu dibelah, isinya dikelupas, lalu dijemur oleh petani atau pengumpul. Nah, kadar air yang terkandung di situ masih bersisa 12-14 persen. Sampai ke perusahaan itu kita keringkan lagi dengan oven berkapasitas 3 ton, sehingga setelah dihangatkan kadar air yang tersisa itu cuma 5 persen, sesuai spek permintaan ekspor,” terang pengusaha yang memiliki brand pakaian Sasco, Ar-Ridho dan Al-Mous itu.
Untuk saat ini, PT SKM telah memproduksi pinang kering sesuai spek dengan kebutuhan ekspor sebanyak 58 ton. “Sedangkan untuk sekarang, kebutuhan ekspor perdana yang kita kirimkan itu 28 ton,” ulas pria asli Padang Pariaman kelahiran Pekanbaru 1 September 1972 yang besar di Aceh tersebut.
Selain memiliki bisnis tekstil di Tanah Abang Jakarta dan perusahaan ekspor rempah di Pariaman, H. Musril Koto juga mempunyai 7 hektar perkebunan duren premium di wilayah Sikucua dan Padang Alai. Direncanakan dirinya akan memperluas ekspansi bisnisnya di bidang perhotelan.
“InsyaAllah kita punya 3 program untuk kampung halaman. Selain, ekspor rempah-rempah dan perkebunan yang sekarang sedang berjalan, ke depan kita akan programkan pembangunan hotel di Pariaman. Doakan saja,” ujar pengusaha sukses murah senyum yang sering nongkrong di Kedai Kopi Simpang Tabuik Kp. Cino itu. (Idm)
Discussion about this post