Madrid — Pada hari kedua Kamis (25/4/2019). Kami beserta rombongan diajak pergi jalan-jalan melihat dari dekat Mesjid Cordoba. Rumah ibadah ini pada 15 Desember 1994 ditetapkan oleh Unesco sebagai salah satu tempat peninggalan yang sangat bersejarah dan penting di dunia.
Pada saat pemerintahan Umayyah, Cordoba menjadi ibukota Spanyol di bawah pemerintahan khalifah Islam dan terkenal di Eropa. Sesampai di Cordoba sekitar pukul 9.00 waktu setempat. Robongan berjumlah 90 orang itu untuk memasuki Mesjid Cordoba dibagi ke dalam 2 group.
Group satu duluan dibawa masuk ke Mesjid. Sementara group 2 diajak dulu untuk mengunjungi Kota Cordoba buat berbelanja sovenir dan lain sebagainya. Menurut pemandu perjalanan dari H.I.S Travel Indonesia Yasin Maymir mengatakan, cerita Mesjid Agung Cordoba beralih jadi Kathedral Mezquita, dulunya sebuah katedral bernama Visigoth St Vincent.
Pertama kali diubah menjadi Mesjid pada tahun 784 M di bawah kepemimpinan Abd ar-Rahman 1. Mesjid terus mengalami renovasi saat pemerintahan Abd ar-Rahman II dibangung menara. Sementara di masa pemerintahan Al-HakamII mesjid diperbesar dan dibangun mihrab.
Renovasi terakhir dilakukan pada masa al-Mansur ibn Abi Aamir tahun 987 dengan membangun penghubung dengan istana. Aktivitas mesjid digunakan juga untuk pengadilan syariah selain aktivitas ibadah. Mesjid Agung Cordoba menjadi pusat keislamandi Andalusia selama tiga abad.
Mesjid kembali berubah menjadinkatedral pada masa penaklukan tentara Kristen pada abad ke 16. Aristekturnya sangat khas peninggalan Islam dengan pilar-pilar dan struktur marmer. Aristektur Mesjid Cordoba menerupai struktur Mesjid Agung Damaskus, Suriah. Goresan kaligrafi ayat-ayat al-Qur’an pada dinding mihrab masih dipertahankan. Meski berubah menjadi katedral.
Yasin Maymir walaupun warga negara Spnayol tetapi dalam menjelaskan sejarah tentang Mesjid Cordoba dia bahasa Indonesia yang dapat dihapami oleh anggota rombongan. Lebih kurang 3 jam di dalam Mesjid Cordoba. Kemudian group 1, dibawa keluar dan gantian dengan group II . Giliran group 1 dibawa untuk berbelanja sovenir tentu bagi yang sudah mempersiapkan mata uang EURO nya.
Setelah selesai semua aktivitas group satu dan group dua di Cordoba, rombongan diajak makan siang masakan Spanyol. Menurut Hj. Suarni Alif, masakannya cocok dengan selera kita di Indonesia, hanya saja kurang pedas. Siang itu rombongan disuguhi makanan udang dan sayuran dengan nasi dari beras merah. “Karena perut sudah lapar, apa pun yang disugihi terasa enak di lidah,” tutur Suarni yang ikut gruop Elfa Silfiana Amir.
Kemudian habis dari Mesjid Cordoba, rombongan diajak lagi naik bus untuk mengunjungi tempat bersejarah di Spanyol Medinat Azzahra. Tempat ini merupakan salah satu peninggalan muslim di kota Cordoba atau Cordova, Spanyol.
Yang merupakan peninggalan muslim yang hingga kini tinggal reruntuhannya saja. Medina Azzahra sebuahkompleks ibukota kekhalifahan bani Ummayah di Cordoba pada masa silam. Ketika kerjaan bani Ummayah II berdiri tahun 756 masehi, Cordoba menjadi ibukota kerjaaan Islam dan Medina Azzahra sebagai jantung ibukota yang dibangun sekita 930 masehi.
Setelah puas mendengar dan melihat sejarah Medina Azzahra dan photo-photo. Perjalanan dilanjutkan untuk melaksanakan shalat dhuhur dan ashar pada salah satu Villa dalam perkebunan Zaitun.
Perjalanan ke daerah mempunyai suhu udara dingin ini, sangat menyenangkan dan mengasyikan. Terutama anak-anak seperti Ghazi (cucuku) walau pun masih berusia 20 bulan. Tetapi dia lebi suka berjalan dan berlari-lari dijalanan, apalagi kalau bersama abang Zahran nya. Sekali-kali Ghazi manggil nenek, umi, abi, abang dan kakek, karena itu baru bisa diucapkan.
Usai dari melaksanakan shalat dzuhur dan ashar. Rombongan melanjutkan perjalanan ke Kota Seville, tiba di Seville rombongan langusung check in hotel dan makan malam serta istirahat pada salah satu hotel Exe Gran Hotel Solucar yang beralamat Citra, Nasional Sevilla-Huelva A-472 Km 53441800 Sanlucar la Mayor-Sevilla, Espana. (bersambung)
Discussion about this post