KAB. SOLOK — Epyardi Asda selaku salah satu kandidat dalam Pilkada Kabupaten Solok 2021-2026 yang berpasangan dengan Ketua DPRD Kabupaten Solok Jon Firman Pandu mengaku sering mendapat kritik, serangan fitnah dan sejenisnya di sosial media. Hal itu membuatnya meradang, namun sudah memaafkan tindakan itu.
Mari bertarung secara jentelmen, barang siapa yang selama ini mencoba-coba melakukan Black Campain, mencemarkan nama baik yang selama ini kami maafkan, kedepannya akan kami proses secara hukum,” tegasnya.
Diakuinya, selama ini banyak akun bodong yang melakukan penyerangan dengan menggiring isu-isu dan dengan kata-kata kotor. Baik terhadap dirinya maupun terhadap Jon Firman Pandu.
Yang berlalu, biarlah berlalu, kedepan jika masih ada serangan fitnah dan semacamnya di sosmed, baik terhadap saya maupun terhadap Jon Firman Pandu, akan kita proses secara hukum. Demikian dikatakan Epyardi Asda pasca deklarasi di Bukit Cinangkiak, Rabu, 26 Agustus 2020.
Pihaknya mengatakan, belakangan ini banyak serangan dari warganet menggunakan akun tidak jelas. Hampir semua akun itu menyampaikan kritik yang diduga fitnah dan tidak berdasar. Karena itu, dirinya akan memproses secara hukum apabila masih ada pihak-pihak yang melakukan hal serupa pasca deklarasi paslon Epyardi Asda – Jon Firman Pandu.
Jon Firman Pandu kepada wartawan mengungkapkan hal serupa. Kata dia, dirinya bersama Epyardi Asda sudah final akan berpasangan. Epyardi Asda sebagai Calon Bupati dan Jon Firman Pandu sebagai Calon Wakil Bupati. Keduanya di usung Gerindra dan PAN, masing-masing mengantongi 6 kursi di parlemen.
Pencalonannya sebagai pendamping mantan Anggota DPR RI itu menurut Jon Firman Pandu merupakan perintah Partai Gerindra. Kendati demikian, ia ikhlas melepas jabatannya sebagai Ketua DPRD Kabupaten Solok.
Ini sudah final, sebagai kader maka saya harus taat perintah Partai, saya akan maju bersama Bapak Epyardi Asda, saya sebagai Calon Wakil Bupati. Terkait serangan di sosmed, kami sudah berkoordinasi dengan pihak berwenang. Untuk yang sudah berlalu seperti kata Bapak Epyardi Asda kita sudah memaafkan, tapi apabila setelah ini masih ada akan kita tindaklanjuti secara hukum yang berlaku,”ungkap Jon Firman Pandu.
Baik Epyardi Asda maupun Jon Firman Pandu sama-sama mengajak agar semua pihak memahami bahwa Pilkada adalah suatu pesta demokrasi yang tidak mesti ada kegaduhan, apalagi sampai membuat masyarakat terpecah-pecah. Maju dengan jargon “mambangkik batang tarandam” menurut pasangan ini adalah maju membangun kabupaten solok mewujudkan kabupaten yang terbaik.
Kami siap habis-habisan dalam Pilkada ini, demikian dilontarkan Epyardi Asda kepada pers beberapa hari lalu.
Laporan : Nisha Editor : Risko Mardianto
Discussion about this post