Oleh Syafri Piliang
Wartawan Muda.
Dari Dharmasraya ke Jakarta – Studio CNN Indonesia malam itu terasa hangat oleh semangat muda. Dalam program istimewa bertajuk “Energi Muda untuk Indonesia”, sorot kamera menyorot satu sosok perempuan yang mewakili wajah baru kepemimpinan daerah di Sumatera Barat yakni Annisa Suci Ramadhani, Bupati Dharmasraya tentunya.
Di sesi kedua yang dipandu oleh Heranof Al Basyir dan Ayu Rahmawati, tema “Semangat Optimisme Tokoh Muda” menjadi benang merah. Ketika moderator menyinggung posisinya sebagai bupati perempuan pertama di Sumatera Barat, pertanyaan pun mengalir ringan namun bermakna pada Selasa 28 Oktober 2025 malam.
Apa makna pemuda bagi seorang Uni Annisa.?.Annisa tersenyum sebelum menjawab pertanyaan itu. Dengan gaya tutur yang tenang tapi berisi, ia menarik pandangan ke ruang yang lebih luas, bahwa pembangunan ekonomi daerah.
“Kalau kita bicara tentang pembangunan ekonomi di daerah tentu sering kali kita melihat ada kebocoran nilai tambah di sektor industri, ujarnya. Padahal potensi itu ada di depan mata.
Annisa mencontohkan sektor pertanian yang merupakan denyut ekonomi utama Dharmasraya. Menurutnya, banyak petani menjual gabah mentah ke luar daerah. Ironisnya, beras yang dihasilkan justru kembali masuk ke daerah kita dengan harga lebih tinggi.
“Yang dijual itu ruhnya artinya produk pertamanya,” kata Annisa. Sehingga nilai tambahnya hilang dan mirisnya masyarakat hanya mendapat sedikit bagian dari rantai keuntungan itu.
Dari situ, ia melihat ruang bagi pemuda untuk mengambil peran lebih besar. Bukan hanya sekadar bekerja di sektor pertanian, tapi mengolah, menambah nilai, dan menciptakan inovasi di hulu-hilir ekonomi lokal.
“Harapan kita, pemuda ikut terlibat langsung. Mereka bisa menjadi pelaku pengolahan hasil pertanian dan perkebunan, bukan hanya sebagai penonton,” ujarnya.
Tak hanya soal padi jawab Annisa lagi, ia juga menyinggung potensi lain yakni sektor perikanan.“Konsumsi ikan kita mencapai enam ton per hari. Ironisnya, sebagian besar masih berasal dari luar daerah,” katanya. “Ini peluang besar bagi generasi muda untuk menggerakkan ekonomi lokal.”
Visi Annisa jelas yang dibalut dengan narasi indah yaitu ” Dharmasraya Sejahterah Merata ” dari bawah, dari tangan pemuda yang memahami potensi tanahnya sendiri.
Ia mengakui, pemerintah daerah memiliki target meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tapi menurutnya, keberhasilan tidak akan lahir dari kebijakan semata. Ia butuh energi muda, semangat pembaruan dan keberanian bereksperimen yang melekat dalam diri generasi muda.
“Semangat orang Minang itu tidak perlu diragukan,” tutur Annisa sambil tersenyum. “Dari dulu, orang Minang dikenal ulet berdagang alias ‘manggaleh’. Itu modal budaya yang luar biasa.”
Dalam kalimat penutupnya, Annisa seolah menyulam kembali benang Sumpah Pemuda ke dalam konteks kekinian. Dengan pembangunan yang berbasis partisipasi dan inovasi generasi muda.
Di tengah perubahan zaman yang cepat, ia mengingatkan bahwa kemajuan daerah bukan hanya soal kebijakan, tapi juga tentang siapa yang mau bergerak. Dan di Dharmasraya, gerak itu kini dimulai dari anak muda.***

Discussion about this post