Kota Pariaman — Kedatangan Bunda Hj. Dewi Yul di Kota Pariaman membuat suasana haru. Betapa tidak saat penyanyi legendaris dan juga perempuan inspiratif hadir dalam kajian spiritual bertajuk kepedulian terhadap disabilitas dan penggalangan dana untuk pembangunan pesantren Tunanetra dan bantuan kemanusia bagi Palestina.
Kunjungan Dewi Yull ke Sumatera Barat ini adalah dalam rangka Safari Dakwah bersama Yayasan Ikatan Instruktur Pengajar Al-Qur’an dan Hadits (IKPAH) Indonesia.
Dikenal luas sebagai diva musik Tanah Air yang kini aktif dalam dakwah dan isu kemanusiaan, Dewi Yull menyentuh hati ratusan hadirin dengan kisah perjuangannya sebagai ibu dari anak-anak disabilitas. Dengan suara bergetar, ia mengajak para orang tua untuk lebih bersyukur dan berhati-hati dalam merawat anugerah terbesar dalam hidup, yakni anak-anak.
“Ya, saya dititipkan empat orang anak. Tapi nikmat kesempurnaan tak selalu diberikan Allah secara utuh. Jika sudah dikaruniai anak-anak yang sehat dan sempurna, jangan pernah disia-siakan,” ujarnya di Aula Balaikota Pariaman, Jum’at (16/5/2025).
Tak hanya menyampaikan nasihat keibuan, Dewi Yull juga menyoroti pentingnya membangun karakter anak melalui tutur kata dan sikap orang tua sehari-hari. Menurutnya, anak adalah cerminan rumah. Kata-kata kasar dan amarah yang diluapkan di depan umum bisa melukai batin mereka lebih dalam dari yang kita bayangkan.
“Jangan pernah memarahi anak dengan nada tinggi di depan orang lain. Didik mereka dengan kelembutan, karena anak-anak itu belajar dari contoh, bukan hanya dari kata,” katanya.
Dalam ceramahnya, Bunda Dewi Yull juga menekankan pentingnya adab dan akhlak di tengah gempuran teknologi dan pendidikan formal yang terus berkembang.
“Percuma pintar kalau tidak punya adab. Di zaman sekarang, akhlak harus jadi pondasi utama,” ucapnya lagi.
Tak lupa, ia mengingatkan bahwa segala yang kita miliki termasuk anak, harta, hingga jabatan hanyalah titipan dari Sang Pencipta.
“Jangan pernah merasa memiliki sepenuhnya. Kalau Allah ingin mengambil, semua bisa hilang sekejap mata,” pesannya.
Acara yang penuh makna ini menjadi momentum penting bagi warga Kota Pariaman untuk menumbuhkan empati dan solidaritas terhadap kaum disabilitas dan saudara-saudara di Palestina. Di akhir acara, Dewi Yull mengajak seluruh peserta untuk mensyukuri setiap perjalanan hidup yang ditentukan Allah.
“Tidak ada kesabaran yang sempurna, tidak ada keikhlasan yang sempurna. Tapi saya yakin, takdir Allah itu selalu baik,” tutupnya. (Erwin)
Discussion about this post