Tidak menutup kemungkinan, kurenah dari oknum timses inilah yang diyakini menjadi salah satu indikator pemicu Pilkada Kota Pariaman masuk dalam zona 3 terawan, dari 171 daerah penyelenggara Pilkada seantero Indonesia. Bayangkan saja! Suardi Chaniago yang disebut-sebut anggota timses paslon Genius-Mardison (GEMA) diduga massif lancarkan aksi provokasi berupa fitnah yang merugikan nama baik paslon MARI di media sosial
PARIAMAN, REPINVESCOM
Menarik untuk disimak. Screen picture percakapan oknum timses GEMA Suardi Chaniago (SO) yang disinyalir memfitnah Walikota Mukhlis Rahman dan Mahyuddin di grup WhatsApp Genius Mardison, beredar. Picture tersebut diterima media ini sekitar 4 hari lalu Sabtu, (9/2).
Percakapan itu membahas seputar persolan kasus yang sejatinya tak mampu diklarifikasi Suardi Chaniago. Semacam intruksi, ditangkap media, SO menulis statmen yang bertujuan membangun referensi pencitraan untuk Genius Mardison di halaman Facebook.
Namun upaya referensi pencitraan yang dimaksud SO adalah, melontarkan isu negative yang terindikasi fitnah membahas seputar persoalan kasus Walikota Mukhlis Rahman dan Mahyuddin.
“Dunsanak GEMA yang di grup ini, pagi ini saya menulis tentang Genius dalam upaya membangun pencitraan paslon, mohon kawan-kawan baca setidaknya untuk referensi dalam mencitrakan GEMA kepada masyarakat. Tks.” Bunyi instruksi SO dikutip dari tangkapan gambar percakapan grup yang diterima media.
SO melanjutkan percakapannya jikasanya tulisan itu bermaksud mengingatkan masyarakat pemilih bahwa Mahyuddin dan Mukhlis Rahman pernah jadi tersangka. “Tulisan di Facebook tentang Genius, mengingatkan orang-orang bahwa Mahyuddin dan Mukhlis pernah jadi tersangka dan kasus itu bukan SP3, melainkan P22. Memungkinkan untuk diproses kembali oleh penegak hukum,” lanjut SO yang pernah mencicipi kursi DPRD Kota Pariaman, memprovokasi.
Ironisnya malah, nomor WA +62 823-8307-9499, yang pemiliknya diduga istri Mardison dengan nama akun indriartimardison, ikut terlibat mengapreasiasi tindakan provokasi sebuah pesan dengan membalas pesan dari nomor +62 822-8400-9499 yang menulis, “Kan itulah sanak, mari kita ambil positifnya sebagai pelecut untuk berlari lebih kencang demi kesuksesan GeMa” menggunakan striker 2 buah senyum, 2 jempol dan striker berlari.
Tak hanya itu, pada tangkapan layar percakapan berikutnya, masih dalam grup WA Genius Mardison, SO menjelaskan alasannya menulis pernyataan bernada black campaign selama ini adalah input dari Genius Mardison. “Da Kes, yang berhak negur saya Genius dan Mardison, apa yang saya tulis selama ini input dari beliau,” beber SO membangkang yang sepertinya tidak menerima teguran yang mengarah kepadanya. “Kalau Dakes tidak berkenan, keluarkan saya digrup ini..!” Ancam SO menyeru pesan dari Gemindra Kesuma yang tak lain juga diketahui sebagai timses GEMA.
Menengarai pernyataan bernada fitnah tersebut, SO yang dikonfirmasi media via WA beralasan pernyataannya itu hanya untuk dikonsumsi internal. “(screen picture) Ini untuk konsumsi internal group, ternyata group ini bocor. Jawaban saya kepada sdr Gamindra hanya narasi saya sendiri, bukan mewakili pemikiran Paslon. Tks.” Elak SO.
Anehnya, SO tidak dapat menjelaskan alasannya pada media, ketika media ini meminta pembuktian atas pernyataannya yang menuliskan tentang status hukum kasus Mahyuddin dan Mukhlis P22 bukan SP3, serta kasus apa yang dia maksud. “No coment..!” jawab SO saat dikonfirmasi Selasa malam (12/2).
Sebelumnya diketahui, keterangan dari beberapa responden media yang merasa dicemarkan nama baik tim paslonnya mengetahui pagi itu SO benar mengunggah status yang telah merugikan terutama pihak dari paslon Mahyuddin-Ridwan (MARI). “Pagi itu benar SO membuat status bernada kampanye hitam ditujukan untuk Mahyuddin dan Walikota Mukhlis Rahman, sebelum dihapus,” sebut narasumber media.
Suardi Chaniago Warning!
Pada Kamis 8 Februari, akun Facebook Azwar Anas Laki Sumbar mengumbar foto-foto pertemuannya dengan sejumlah anggota kepolisian setempat terkait dengan pernyataan SO yang menjurus kepada prilaku fitnah dan black campaign serta akun-akun lainnya yang beredar di medsos.
“Kami sudah berkordinasi dengan anggota Intel Polresta Pariaman tentang akun timses yang menyebar fitnah. Seperti yang kita dapatkan, walaupun tidak sempat ditemukan status Facebook milik Suardi Chaniago keburu dihapus. Tapi percakapan di WA grup Genius Mardison ada membuktikan SO sengaja mengumbar nada fitnah diduga bertujuan untuk membangun pencitraan paslon GEMA, dengan melakukan upaya provokasi dan kampanye hitam di media social miliknya,” jelas Anas aktivis pegiat anti-korupsi ini.
Dari keterangan Anas, LAKI Pariaman telah memberi “warning” pada aparat kepolisian agar selalu waspada. “Kita “warning” aparat untuk waspada. Tentang SO sementara ini cukup dinasehati dulu sama anggota kepolisian, dan sudah dilakukan. Karena kita inginkan Pilkada Kota Pariaman benar-benar badunsanak seperti himbauan KPU,” Anas menambahkan.
Di kesempatan berbeda, senada dengan Anas, Kasat Intel Polresta Pariaman, Syafrudin melalui ponselnya kepada media baru-baru ini menghimbau masyarakat secara umum untuk dapat menahan diri, terutama di media sosial mengingat status Kota Pariaman yang tengah menyelenggarakan Pilkada 2018 berada di posisi 3 terawan se Indonesia.
“Mengenai SO sudah dinasehati baik-baik. Dan kami menghimbau pada masyarakat, timses, simpatisan, kader untuk menahan diri di medsos. Kita dinginkan suasana ini dengan mengkampanyekan visi misi masing-masing calon yang isinya menyentuh ruang publik, dan mengajak pemilih untuk memberikan hak suaranya dalam menentukan pemimpin Kota Pariaman lima tahun ke depan,” ajak Kasat Intel menghimbau.
Discussion about this post