Solok Selatan — Sekretaris Daerah Kabupaten Solok Selatan Syamsurizaldi mengatakan peran serta keluarga, masyarakat, hingga pemerintah nagari menjadi kunci dalam upaya pengentasan stunting.
Hal ini ia sampaikan dalam pembukaan Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Solok Selatan Periode II Tahun 2025 di Kantor Bupati, Kamis (28/8/2025).
“Dibutuhkan kolaborasi dan sinergi semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, harus bekerja sama secara terintegrasi. Penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara sektoral, tetapi membutuhkan pendekatan holistik,” katanya.
Tak hanya itu, peningkatan edukasi dan kesadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang, pola asuh yang baik menjadi paling penting untuk dilaksanakan, terutama kepada ibu hamil dan keluarga. Begitu pula dengan akses terhadap layanan kesehatan.
“Saya juga mengingatkan bahwa pelaksanaan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia harus terus berjalan dan merata di seluruh nagari yang ada di Kabupaten Solok Selatan, terutama peningkatan wawasan mengenai pola pengasuhan anak, pentingnya asupan gizi, pola hidup bersih dan sehat yang dapat mendukung turunnya kasus stunting ini,” tuturnya.
Beberapa langkah yang telah dilakukan di Kabupaten Solok Selatan melalui beberapa OPD sesuai dengan tugasnya seperti pemantauan data pertumbuhan balita di Posyandu oleh Dinas Kesehatan.
Ini dilakukan untuk memastikan pertumbuhan balita di setiap nagari terekam dan bisa langsung diberikan intervensi jika dibutuhkan.
Dalam paparan yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan dr. H. Pendewal, terdapat beberapa risiko stunting yang perlu diperhatikan.
Risiko tersebut seperti anemia pada ibu hamil, kondisi ekonomi masyarakat, pernikahan dini, dan ketersediaan jamban, sanitas, serta akses air bersih yang layak.
Pengarahan pola asuh oleh keluarga kepada balita juga memiliki peran krusial dalam penanganan stunting.
Untuk terus mengedukasi masyarakat dan keluarga, peran ini dilaksanakan Bersama oleh Dinas Pendidikan dan kelompok PKK yang ada di setiap nagari melalui Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya).
Dalam program Tamasya ini, tak hanya menyediakan tempat penitipan anak, namun juga memberikan pendampingan pengasuhan bagi pengasuh dan anak, serta orang tua atau keluarga. (Joko)
Discussion about this post