Oleh Syafri Piliang
Wartawan Muda
Dharmasraya – Suasana di berbagai nagari di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumbar diperkirakan akan lebih hidup dalam beberapa waktu ke depan. Tak lama lagi sawah – sawah milik para petani yang selama ini hanya menunggu kemurahan hujan yang gurun dari langit, kini akan mendapatkan sumber air baru dari iragasi.
Kabar gembira itu dibawa langsung oleh Bupati bertangan dingin, Annisa Suci Ramadhani, usai melakukan kunjungan kerja ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Jakarta, Selasa (23/09/2025). Dalam pertemuan yang juga dihadiri sejumlah kepala daerah se-Sumatera Barat, Annisa memastikan Dharmasraya memperoleh delapan proyek pembangunan Daerah Irigasi (DI) dengan nilai mencapai Rp 25,5 miliar dengan angka yang sangat pantastis.
Kehadiran Annisa difasilitasi oleh dua orang anggota legislator asal Sumatera Barat, Andre Rosiade dari Fraksi Gerindra dan Zigo Rolanda dari Fraksi Golkar. Keduanya membuka jalan agar usulan yang sudah sejak lama diperjuangkan Pemerintah Kabupaten Dharmasraya bisa segera terwujud.
Delapan daerah irigasi itu tersebar di beberapa nagari, yakni DI Aurduri Calau dan DI Batang Asahan/Sei Patapahan di Nagari Gunung Selasih, DI Timbulun Buyieh dan DI Batang Rambah di Nagari Banai, serta DI Lubuk Talaok, DI Sarana Baru, DI Sei Ambacang di Nagari Taratak Tinggi, dan DI Batanghari.
Bagi masyarakat tani, penam bahan jaringan irigasi ini menjadi harapan yang sudah lama menunggu dalam penantian. “Kalau air masuk ke sawah, kami bisa panen lebih dari sekali. Selama ini banyak yang hanya sekali karena tergantung hujan,” kata Ruslan 57, salah seorang petani dari Nagari Banai, Kecamatan Sembilan Koto.
Cerita serupa juga datang dari Nagari Taratak Tinggi. Sawah-sawah yang membentang di sana kerap terlihat retak saat kemarau. “Kalau irigasi jadi, kami tak perlu lagi khawatir musim kering panjang,” ujar Mainah 60, seorang ibu yang ikut bertani bersama suaminya.
Annisa sendiri menyebut delapan proyek irigasi ini sebagai “oleh-oleh nyata” untuk petani Dharmasraya. Ia menegaskan, pemerintah daerah akan mengawal pelaksanaan agar tepat sasaran dan selesai sesuai jadwal yang ditentukan.
“Irigasi bukan hanya soal bangunan fisik, tapi instrumen penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani,” ujar Annisa, didampingi Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Dharmasraya, Willy Kurniawan.
Dengan adanya tambahan jaringan air ini, areal sawah tadah hujan di Dharmasraya diharapkan bisa berubah menjadi lahan yang lebih produktif. Jika sebelumnya hanya bisa sekali panen dalam setahun, petani berpeluang menambah menjadi dua kali bahkan sampai lebih dari itu.
Situasi ini, menurut pengamat pertanian lokal, akan berdampak langsung pada ketahanan pangan daerah. “Dharmasraya memiliki potensi besar di sektor pertanian. Irigasi yang memadai adalah kuncinya,” ucap Iskandar, akademisi di bidang pertanian.
Delapan irigasi yang kini masuk tahap realisasi menjadi tonggak baru pembangunan di sektor pertanian. Meski perjalanan masih panjang, langkah ini memberi harapan besar bahwa pertanian lokal bisa lebih berdaya saing dan mampu mendukung ekonomi nagari.
“Semoga proyek irigasi ini benar-benar bermanfaat, bukan hanya bangunan yang dilihat dari luar, tetapi airnya betul-betul sampai ke sawah para petani yang sudah sejak lama bermimpi,” tegas Annisa dengan senyumannya yang khas.***
Discussion about this post