Bukittinggi — Para pedagang yang berjualan di Jalan Syekh Sulaiman Arrasuli, Pasar Bawah, terutama di depan mesjid Jamik (Agung), Tangahsawah, sering menimbulkan kemacetan.
Apalagi di ruas jalan mulai persimpangan menuju jenjang Gantuang sampai samping terminal angkot di Auatajungkang.
Kondisi jalan yang juga dilewati oleh pasar Bawah ke Simpangaua, termasuk kendaraan roda empat pribadi, menyebakan ruas jalan ini sering menjadi macet.
Pihak Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (KUP) Bukittinggi ,sendiri menyadari kondisi yang sering macet dan semrawut, sehingga perlu dievaluasi bersama instansi terkait lainnya.
Kepala Dinas KUP, Nauli Handayani yang pernah dikonfirmasikan beberapa waktu lalu mengakui kondisi tersebut. Ia berjanji akan mengkoordinasikan dengan Dinas Perhubungan dan Satpol PP.
Begitu juga dengan Kepala Dinas Perhubungan Joni Feri yang mengakui, sesuai ketentuan bahwa berjualan di bahu jalan atau di trotoar tidak dibenarkan.
Tindak lanjut dari konfirmasi yang dilakukan reportaseinvestigasi.com, mulai terlihat di lapangan. Hal itu terbujti dengan dilakukannya penertiban pedagang di depan masjid Agung pada hari pasar Rabu dan Sabtu.
Kepala Dinas Satpol PP, Efriadi, sudah memerintahkan anak buahnya untuk melakukan penertiban pedagang di sebagian ruas jalan Syekh Sulaiman Arrasuli tersebut, terutama pada hari-hari pasar Rabu dan Sabtu.
Meski sudah dilakukan penertiban, namun berdasarkan pemantauan Reportaseinvestigasi.com, para pedagang yang sebagian menggunakan mobil bak terbuka, nampak masing kucing-kucingan dengan aparat.
Begitu petugas meninggalkan lokasi para pedagang, bahkan sebagian lagi menggunakan payung cukup besar, kali menggelar dagangan mereka di lokasi yang sudah ditertibkan tersebut. (Pon)
Discussion about this post