Pesisir Selatan – Penerima Bansos (bantuan sosial) COVID-19 di Nagari Rawang Gunung Malelo Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) Sumatera Barat, kedapatan penerima ganda, dan dialihkan ke warga lain.
Wali Nagari Rawang Gunung Malelo, Aprizal mengakui bahwa memang kedapatan data ganda penerima BLT Covid-19 dari Kemensos.
Setidaknya, ungkap wali, ada enam (6) warga penerima BLT secara ganda.
Kemudian, pencairan penerima BLT kemensos itu, dialihkan ke warga lain dengan cara diambil oleh warga tersebut. Setelah diambil, lalu diserahkan ke pihak nagari.
“Setelah diambil oleh warga penerima ganda. Lalu diserahkan ke nagari dan diteruskan ke masyarakat yang dialihkan,” sebut Aprizal saat dihubungi reportaseinvestigasi.com, Sabtu (13/6) malam.
Selain penerima ganda dari Kemensos, data dari kabupaten juga ada penerima ganda, yaitu adanya penerima PKH yang dapat BLT.
“Kebijakkan tersebut kita lakukan, agar tidak dikembalikan lagi dananya. Sayangkan, jika dikembalikan, alangkah baiknya diserahkan ke warga lain yang membutuhkan,” ujarnya.
Aprizal menegaskan lagi, ia mengeluhkan data BLT yang keluar karena ada data yang ganda.
Padahal pihaknya, sudah melakukan pendataan ulang, sebelum dikirim ke pemerintah kabupaten. Nyatanya, masih banyak kedapatan data ganda.
Sementara diketahui, belum ada peraturan dan kebijakan dari kemensos terkait pengalihan dana BLT kemensos.
Pemerintah menetapkan sejumlah syarat bagi masyarakat yang ingin mendapatkan bantuan sosial tunai tersebut. Seperti salah satu, calon penerima tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial (bansos) lain dari pemerintah pusat. Ini berarti calon penerima BLT dari Dana Desa tidak menerima Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Paket Sembako, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) hingga Kartu Prakerja.
Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan, Pemerintah nagari rawang gunung malelo telah melakukan praktik ketidakadilan. Menurut dia, ketidakadilan itu sangat jelas karena sejumlah data penerima tidak tepat sasaran.
Bahkan ada penerima BLT mendapat secara ganda dana bansos tersebut. Ia mengaku sangat kesal dengan kebijakan pemerintah nagari setempat karena pendataan penerima manfaat cendrung tebang pilih.
“Saya sebagai warga tentu sangat kesal melihat sikap pemerintah nagari menyalurkan bantuan sosial ini. Ada keluarga yang sangat layak tetapi tidak terdata, ada yang sangat tidak layak tetapi mendapatkan bantuan. Lebih menyakitkan lagi adalah mereka yang dapat ganda.” ujarnya saat ditemui reportaseinvestigasi.com pada Sabtu, 13 Juni 2020.
Ia menjelaskan, praktik ketidakadilan itu terjadi karena tidak adanya transparansi data penerima bansos di nagari rawang gunung malelo. Bahkan ia menilai, kinerja pemerintah tingkat nagari tidak maksimal. Sehingga data penerima bansos bermasalah.
“Saya berharap pemerintah nagari perlu terbuka dan perjelas garis koordinasi lintas aparat mulai dari nagari sampai kampung. Praktik ketidakadilan dan cendrung tertutup itu justru lahir dari situ sehingga meresahkan warga,” tegasnya.
Informasi yang diperoleh reportaseinvestigasi.com bahwa, pemerintah kian sigap dalam membantu meringankan beban masyarakat, khususnya bagi mereka yang terdampak virus corona (COVID-19). Pemerintah memberikan beberapa jenis bantuan sosial berupa bantuan paket sembako, bantuan sosial tunai (BST) dan bantuan langsung tunai (BLT).
Tujuan dari pemberian program bantuan ini adalah guna menjaga daya beli masyarakat di masa wabah virus corona. Semua bantuan tersebut perlahan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia dan menyasar kepada warga terdampak secara langsung maupun tak langsung.
Menariknya, menyoal bantuan tunai BST dan BLT, Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp600.000 setiap bulannnya selama tiga bulan. Sehingga, total bantuan yang diterima per keluarga adalah Rp1,8 juta. (Robi).
Discussion about this post