JAKARTA — Tiga hari pasca hujan deras mengguyur Jakarta Barat, Selasa (12/8/2025), genangan air di Jalan Bangun Nusa Raya (Pakuwon), Cengkareng Timur, belum juga surut. Hingga Kamis (14/8/2025) siang, air masih menutup sebagian badan jalan dan meluas hingga ke area permukiman.
Pantauan di lokasi menunjukkan penyebab utama bukan semata curah hujan tinggi, melainkan buruknya fungsi saluran air yang tersumbat total. Puluhan kios permanen berdiri di atas parit, menutup aliran dan memicu pendangkalan akibat lumpur dan tumpukan sampah. Warga menilai ini sebagai bom waktu banjir yang dibiarkan meledak setiap kali hujan turun.
“Kalau mau Pakuwon bebas banjir, bongkar dulu kios permanen di atas saluran itu. Sudah jelas kelihatan penyebabnya, tapi sampai sekarang tidak ada tindakan tegas dari Pemkot Jakarta Barat,” tegas Eko, warga Cengkareng Timur, Kamis (14/8/2025).
Eko menambahkan, genangan kini telah meluas dari Jalan Bangun Nusa Raya hingga ke jalur menuju PD Pasar Jaya Cengkareng, membuat arus lalu lintas tersendat parah. Air yang mengalir lambat akibat sumbatan akhirnya merembes ke rumah-rumah warga.
Senada Eko, Agus warga lainnya mengungkapkan dampak sosial banjir ini jauh lebih besar daripada sekadar hambatan lalu lintas. Warga yang hendak melintas ke Jalan Daan Mogot atau kembali ke kawasan perumahan Pakuwon terpaksa putar balik, bahkan nekat melawan arus.
“Yang paling kasihan anak-anak sekolah. Siswa SDN dekat sini berangkat dan pulang harus melepas sepatu, seragam basah semua. Kalau begini terus, bukan cuma aktivitas warga yang terganggu, tapi juga kesehatan anak-anak terancam,” ujar Agus.
Warga mendesak Pemerintah Kota Jakarta Barat, khususnya Satpol PP, untuk menertibkan bangunan liar yang berdiri di atas saluran air di kawasan Pakuwon. Menurut mereka, tanpa pembongkaran total, banjir akan terus menjadi rutinitas yang merugikan setiap musim hujan.*
Red/amr
Discussion about this post