Bukittinggi — Penyebaran penyakit campak berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), UPTD Puskesmas Mandiangin melaksanakan kegiatan Outbreak Response Immunization (ORI) Campak secara serentak di seluruh posyandu Kelurahan Campago Guguakbulek (CGB), pada Minggu (5/10).
Sebelum pelaksanaan imunisasi, Puskesmas Mandiangin menggelar sosialisasi pada Sabtu (4/10) pagi, dihadiri oleh seluruh kader posyandu balita dari enam posyandu di Kelurahan Campago Guguak Bulek, Camat Mandiangin Koto Selayan (MKS), Lurah CGB Meida Alqamar, serta Kepala Puskesmas Mandiangin Masindra Revi, SKM.
Sosialisasi bertujuan memperkuat pemahaman kader mengenai pelaksanaan ORI Campak serta penerapan ILP (Integrated Life-cycle Program) yang menegaskan bahwa posyandu kini melayani seluruh siklus kehidupan, bukan lagi secara programatik.
Kepala UPTD Puskesmas Mandiangin, Masindra Revi, SKM, menyampaikan, kegiatan ORI Campak merupakan tindak lanjut dari arahan Kepala Daerah Kota Bukittinggi untuk mengantisipasi meningkatnya kasus campak di beberapa wilayah.
> “Seluruh jajaran kami arahkan agar pelaksanaan ORI Campak berjalan optimal sesuai arahan Kepala Daerah. Petugas di lapangan kami minta berkoordinasi erat dengan kader dan perangkat kelurahan agar masyarakat mendapat pelayanan yang cepat dan tepat,” jelas Masindra Revi.
Ia pun menegaskan pentingnya penerapan ILP sebagai sistem pelayanan berkelanjutan jangka panjang, bukan hanya untuk penanganan kasus tertentu.
> “ILP adalah investasi jangka panjang bagi kesehatan masyarakat. Dengan pendekatan ini, kita menjaga kualitas kesehatan dari masa ke masa dan mencegah berbagai penyakit sejak dini,” ulasnya.
Lurah Campago Guguak Bulek, Meida Alqamar, yang baru dua hari dilantik, langsung turun ke lapangan mendampingi petugas dan kader.
> “Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk datang ke posyandu dan memanfaatkan layanan imunisasi campak. Ini penting untuk melindungi anak-anak dan mencegah penularan di lingkungan,” ungkap Meida.
Dalam kesempatan sama, Rina Jambak, Ketua Posyandu Mekar Kelurahan CGB, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar.
> “Kami prihatin dengan kondisi yang menyerang anak-anak di sekitar. Awalnya kami tidak tahu bagaimana cara mendeteksi penularannya. Setelah sosialisasi ini, kami jadi paham bahwa posyandu tidak hanya untuk penimbangan, tetapi juga memantau kondisi masyarakat,” ujar Rina.
Rina menambahkan, kader kini berperan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat di tingkat posyandu.
> “Kami harus bekerja ekstra memantau indikasi yang bisa merugikan kesehatan, tentu melalui konseling dan pelayanan kesehatan. Bersama ibu-ibu pembina, petugas puskesmas, dan tenaga kesehatan pendamping, kegiatan ini sangat penting bagi masyarakat,” lanjutnya.
Untuk Posyandu Mekar RW 01, ditargetkan 85% dari 153 anak sasaran dapat mengikuti imunisasi campak pada pelaksanaan ORI hari Minggu.
Campak adalah penyakit menular yang disebabkan virus, dengan gejala awal demam tinggi, batuk, radang mata, dan ruam kemerahan di belakang telinga. Penularannya terjadi melalui udara dan sangat cepat, bahkan empat hari sebelum hingga empat hari setelah ruam muncul.
Pemerintah Kota Bukittinggi telah menetapkan tiga kelurahan dengan status KLB campak, yakni Pakan Kurai, Tarok Dipo, dan Campago Guguak Bulek. Imunisasi dilakukan di sekolah, posyandu, dan kunjungan rumah oleh petugas Dinas Kesehatan bersama unsur kelurahan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, LPM, RT/RW, dan tokoh masyarakat.
“Partisipasi masyarakat sangat menentukan keberhasilan kegiatan ini. Kami mengajak seluruh orang tua memastikan anak-anaknya ikut imunisasi campak demi melindungi generasi kita,” tutup Masindra Revi, SKM. (*)
Discussion about this post