Bukittinggi — Penularan kasus HIV/Aids di Kota Bukittinggi dalam beberapa tahun terakhir cukup mengkhawatirkan, karena berada pada posisi terbanyak di Sumbar setelah Padang.
Terbukti dari hasil tes VCT yang dilakukan baru-baru ini, dari 1.045 yang diperiksa 18 orang diketahui positif tertular HIV. Dengan demikian jumlah warga kota ini yang tertular virus cukup mematikan ini telah mencapai 1.183 orang.
Menyikapi kondisi ini, Walikota Bukittinggi, Erman Safar, sejalan dengan peringatan Hari Aids se dunia, Rabu (1/12) siang tadi menjelaskan perlu penanganan lebih “concern” untuk mengantisipasinya.
Menurut Erman pada jumpa pers di pendopo rumah dinas Walikota, selain mengaktifkan Komisi Penanggulangan HIV/Aids juga perlu peranan semua pihak untuk ikut mencegah dan menanggulangi.
“Regulasi pemerintah saja tidak cukup untuk menanggulanginya, karena menyangkut perilaku seseorang,” tambahnya.
Lebih dari itu sangat dibutuhkan peran aktif dari para orangtua, tokoh masyarakat,agama dan tokoh adat untuk bersama-sama mencegah serta menanggulangi.
Termasuk peranan pendidikan di sekolah yang materi muatan agama dan aqidah kepada peserta didik, sebagai benteng melakukan perbuatan dilarang agama,adat dan norma kehidupan lain.
Berdasarkan proses penularannya HIV/Aids terjadi akibat pemakaian narkoba dengan jarum suntik dan penyimpangan seksual, diperlukan pengamatan secara cermat serta rutin kepada, keluarga dan anggota masyarakat yang menunjukan gejala perilaku di atas.
Dan oleh Pemko sendiri menyadari bagian penting pencegagan HIV)Aids itu adalah dengan memungsikan kembali KPA yang sempat tertidur, dengan dukungan dana.
Mengingat hal itu, Erman mengakui bakal mengalokasikan anggaran sebesar Rp.300 juta melalui APBD tahun 2022. Dana yang pada saatnya pula dapat dihibahkan kepada KPA untuk mendukung aktivitas menanggulangan HIV/Aids ini. (Pon)
Discussion about this post