Bukittinggi — Aliran Batang Tambuo yang melintasi beberapa kelurahan di Kota Bukittinggi sebelum menyambung ke Batang Agam, merupakan kawasan yang rawan bencana terutama longsor.
Kalau sempat longsor, dampaknya tidak hanya terhadap areal pesawahan masyarakat, pada beberapa lokasi juga bisa mengancam pemukiman.
Mengingat tingkat kerawanannya sudah cukup tinggi, Pemerintah Provinsi Sumbar dan Kota Bukittinggi memandang perlu untuk menjadikan prioritas penanggulangan dalam bentuk normalisasi.
Terbukti, jelas Lurah Koto Salayan, Kecamatan Mandiangin Koto Salayan (MKS), Ferizal, SH, Dt. Palimo, pada tahun ini mendapat pekerjaan normalisasi Batang Tambuo sepajang sekitar 1 km di wilayah itu.
Menurut Ferizal, sumber dana untuk normalisasi ini bersumber dari anggaran PSDA Sumbar, yang pelaksanaannya bekerjasama dengan Dinas PUPR Kota Bukittinggi.
“Sesuai informasi yang kami dapat, realisasi pengerjaannya akan dilakukan dalam waktu dekat,” tutur Lurah Koto Salayan yang mengaku belum mendapat besaran biayanya.
Dengan normalisasi tersebut, Ferizal menyebutkan mampu mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana longsor di kelurahan tersebut. (Pon)
Discussion about this post