Solok Selatan — Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, terus memperkuat langkah nyata dalam upaya menurunkan angka stunting di daerah itu.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Solok Selatan, H. Yulian Efi, saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Periode III tentang Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025, yang berlangsung di Kecamatan Sangir.
Yulian Efi mengatakan bahwa penanganan stunting harus menjadi gerakan bersama lintas sektor, mulai dari pemerintah pusat hingga nagari.
“Upaya percepatan penurunan stunting harus terus dilakukan secara berkesinambungan. Semua pihak perlu bergerak bersama agar stunting tidak lagi menjadi masalah kesehatan di Solok Selatan,” ujarnya.
Ia menyebut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SGI) 2024 menunjukkan peningkatan angka stunting di Solok Selatan dari 14,7% menjadi 21,5%. Kondisi ini, kata Yulian, menjadi perhatian serius dan harus segera ditangani.
“Kita tidak boleh lengah. Perlu langkah cepat dan tepat agar angka stunting bisa kembali turun,” tegasnya.
Wabup juga mengingatkan bahwa percepatan penurunan stunting sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, yang menekankan pentingnya pendataan keluarga dan intervensi bagi keluarga miskin ekstrem.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Rakor, dr. Erawati, mengatakan bahwa program percepatan pencegahan dan penurunan stunting masih menjadi prioritas utama pemerintah dan harus menjadi gerakan bersama seluruh elemen bangsa.
“Indonesia masa depan harus dikelola oleh generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing global. Karena itu, aksi nyata seluruh pihak sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah melalui Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) yang telah digerakkan sejak Rakor TPPS I, bekerja sama dengan BAZNAS dan PT Supreme Energy. (Joko)
	    	
                                


Discussion about this post