Bukittinggi — Secara geografis topografis Bukittinggi logikanya sulit muncul genangan air apalagi banjir. Namun kenyataannya, kota yang berada hampir 1.000 MDPL, sudah mengalami hal yang seharusnya tidak terjadi itu.
Menjawab pertanyaan sekaligus kekhawatiran salah seorang warga kelurahan Belakangbalok, kecamatan Auabirugo Tigobaleh (ABTB) pada reses masa sidang III, anggota DPRD Bukittilnggi Jon Edwar.ST menilai, perlu dilakukan kaji! komprehensif beberapa kawasan kritis genangan oleh OPD terkait.
Warga di atas mencontohkan kawasan komplek perumahan Bedeng, kelurahan Belakangbalok, Sabtu (15/7) sore, salah satu kawasan padat di kota Bukittinggi itu semua ruas jalan dan gang sudah diaspal dan dicor, sehingga nyaris tidak memiliki data serap tanah terhadap air.
“Sampai kini meski hujan turun cukup lebar, namun bukan tidak mungkin suatu ketika, terutama bila sistim dranase tidak berfungsi, tentu perlu difikirkan sejak sekarang untuk membuat sumur resapan atau biopori,” ulas warga yang tinggal di komplek perumahan Bedeng.
Menjawab pertanyaan tersebut, politisi Partai Golkar yang mantan kontraktor itu menyebutkan, selain membuat sumur resapan, secara teknis sebetulnya juga diantisipasi dengan melapisi jalan atau gang dengan pavingblock atau pavingsoft, karena memiliki ruang untuk menyerap air.
Yang juga sangat penting disediakan dan dijaga menurut Jon adakah sistim drainase yang baik, sehingga dapat mengalirkan baik dari rumah tangga maupun ketika hujan turun.
Lebih dari itu, melihat kenyataan perkembangan bangunan dan pemukiman, mantan ketua Komisi III DPRD Kota Bukittinggi ini menekankan sudah perlunya dilakukan kajian yang komprehensif oleh OPD teriait terhadap semua lokasi yang berpotensi menimbulkan genangan air dan banjir.
“Pertumbuhan penduduk yang menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan tempat tinggal selain perilaku manusia itu sendiri, tentu akan menyebabkan semakin sempitnya lahan dengan ruang yang mampu menyerap air,” tegas Jon.
Karena itu berjanji akan melakukan koordinasi dengan OPD terkait seperti Dinas Perkim untuk melakukan “feasibelity study,” terhadap kawasan padat dan kritis genangan untuk melahirkan langkah-langkah antisipatif yang komprehensif pula.
Warga kelurahan Belakangbalok yang menghadiri reses juga menyampaikan berbagai aspirasi mereka kepada wakilnya di DPRD Bukittinggi untuk dapat ditindaklanjuti kepada eksekutif. (Pon)
Discussion about this post