Dharmasraya – Air mata Rohmawati (48tahun), warga Jorong Padang Bintungan (Blok D) Nagari Sialang Gaung, Kecamatan Koto Baru, Dharmasraya, tak henti-hentinya menangis, saat menceritakan kondisi anaknya yang menderita sakit lumpuh seluruh tubuh.
Bukan hanya itu, putra dari pasangan Wahyudi dan Rohmawati, yang kini berusia 11 tahun, Rahel Wahyu Satria, hanya bisa tergolek lemah sejak usianya menginjak dua tahun. Akibat, dampak dari sakit meningitis
“Kami tidak menyangka Rahel harus mengalami penyakit ini, karena kami memang tidak memiliki riwayat keturunan kayak gini,” kata ibu kandung Rahel, saat dikonfirmasi, Senen (16/11).
Ia menceritakan, awalnya, Rahel menderita sakit demam tinggi dan panas saat usianya dua tahun. Lalu, dengan dibantu keluarga dilarikan ke rumah sakit.
“Kami sudah membawa Rahel kebeberapa rumah sakit ternama di kota Padang, namun tak bisa berbuat apa-apa, dan dianogsa oleh dokter penyakitnya Menengitis,” jelasnya.
Kini, keseharian Rahel, hanya bisa tergolek di tempat tidur seiring dengan perubahan fisik kaki dan tangan. Makanan yang dapat dikonsumsi pun hanya Susu.
“Kalau makan nasi, selalu muntah, dan ini sudah berlangsung cukup lama,” kata ibu rumah tangga yang kesehariannya bekerja sebagai penjual sayuran itu.
Ditengah kesedihannya, Rohmawati menceritakan, kalau dirinya harus mengeluarkan uang sebesar Rp 63ribu dalam setiap harinya untuk kebutuhan Rahel.
“Untuk beli susu satu kontaknya Rp. 45ribu ditambah dengan pempes sehari satu paks yang berisi 7 helai seharga Rp.18ribu,” ungkapnya.
Mirisnya lagi, putra kedua Wahyudi yang berprofesi serabutan itu mengaku tak ada mendapat bantuan sejak bertahun-tahun lamanya. Baik dari pemerintah maupun para dermawan.
“Dulu zaman bupatinya bapak Adi Gunawan, pernah dapat bantuan dari dinas kesehatan, berupa susu enam kotak, dan hanya itu,” imbuhnya.
Kini, untuk memenuhi kebutuhan Rahel, Rohmawati dan Wahyudi harus bekerja keras agar dapat memenuhi kebutuhan putranya itu. Apapun kerja akan dilakukan asal dapat uang demi Rahel.
“Sepanjang halal, demi Rahel, apapun pekerjaan akan kami jalani, ungkapnya dengan Air mata terus mengalir.
Meski Rahel tak dapat bicara, Namun, di balik kesedihan Rohmawati, Rahel tetap memberikan kebahagiaan baginya. Setiap kali Rohmawati memanggil, Rahel langsung merespon dengan menggerakan bibir seakan ingin tersenyum.
“Kita memang sangat memerlukan uluran tangan dari para dermawan dan pemerintah tentunya, untuk memenuhi kebutuhan anak kami ini,” pintanya.(*)
Discussion about this post