Padang — Belakangan nama Afwan Hafiz kian santer jadi buah bibir masyarakat Sumatera Barat. Nama itu jadi kebanggaan tersendiri lantaran dikenal dalam dunia penelitian atmosfer, khususnya dalam bidang aerosol optik dan mikrofisik.
Lahir pada 5 November 1996, Afwan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, buah hati pasangan dari Hafni Pon, wartawan senior yang hampir satu dekade bergabung di media Reportaseinvestigasi.com dan H. Elzi, SH, guru di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib, Parabek.
Sejak kecil memang, Afwan telah menunjukkan kecerdasan luar biasa. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan dasarnya hanya dalam 5 tahun di SD 02 Percontohan Akselerasi Bukittinggi, sebelum melanjutkan ke Pesantren Diniyah Sumatera Thawalib.
Perjalanan akademiknya terus berlanjut hingga ke jenjang perguruan tinggi, di mana ia menekuni bidang fisika hingga menjadi peneliti atmosfer di Universitas Warsawa, Polandia.
Yang lebih membanggakan, saat masih menempuh S-1, Afwan telah berhasil mendapatkan proyek penelitian bergengsi dari Uni Eropa, yaitu Proyek Flumira. Proyek ini didanai oleh Horizon Uni Eropa, dan berfokus pada inovasi dalam penelitian atmosfer. Partisipasinya dalam proyek ini membuktikan kapasitasnya sebagai ilmuwan muda yang memiliki potensi besar di bidangnya.
Kini, Afwan aktif dalam penelitian tentang lidar Mie-Raman untuk pengamatan atmosfer serta berbagai proyek ilmiah lainnya. Dengan dedikasi tinggi, ia berkontribusi dalam pengembangan teknologi untuk pemantauan polusi dan perubahan iklim.
Kesuksesan dan kiprah Afwan Hafiz membuktikan bahwa anak bangsa mampu bersaing dan berkontribusi dalam dunia akademik internasional. Perjalanan inspiratifnya diharapkan menjadi motivasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus mengejar ilmu dan berinovasi di berbagai bidang. (*)
Discussion about this post