Klaim Ali Mukhni, Bupati Padang Pariaman, telah mendapat dukungan dan tiket dari DPP PAN untuk maju sebagai Cagub 2020 nanti perlu dipertanyakan. Apalagi, persoalan internal partai berlambang matahari di pusat sedang memanas dengan adanya dua kubu pro pemerintah atau oposisi. Ini membuktikan Ali Mukhni, tak memahami dan tak mengerti apa apa, terkait kondisi partai dan berani mengklaim sudah mendapat tiket.
PADANG – Pernyataan Ali Mukhni pada salah satu media online, bahwasanya dirinya telah memperoleh dukungan dan tiket dari pusat, menjadi tanda tanya Epyardi Asda, Waketum DPP PAN. Pernyataan tersebut membuktikan Ali Mukhni tak mengerti dan memahami situasi partai yang memanas menjelang kongres partai yang akan dilaksanan Maret atau April 2020 nanti
Jelang kongres nanti, ada dua kubu bersiteru keras, kubu Amin Rais dan Zulkifli CS, termasuk beda pendapat mendukung pemerintah atau oposisi. Begitu juga jelang kongres sudah ada 4 kandidat yang akan maju pada Kongres untuk menjadi Ketua Umum.
“Dengan situasi internal partai yang memanas masih berani Ali Mukhni mengklaim mendapat dukungan dan tiket dari pusat,”tanya Epyardi Asda, seraya mengatakan, berarti Ali Mukhni tak ngerti apa apa dengan kondisi partai.
Terkait pernyataan Ali Mukhni DPP PAN tidak membolehkan kader ”dadakan” maju menjadi Cagub, dinilai pernyataan pribadi. Dan, Ali Mukhni mungkin lupa, ia bukan kader murni Partai PAN, sebab sebelumnya pernah di Partai Golkar dan PPP.
“Kongkres Partai Amanat Nasional akan dilaksanakan Maret atau April 2019 ini. Jadi, belum tahu siapa yang akan menjadi Ketua Umum. Lalu, mandat siapa dan tiket dari mana didapat Ali Mukhni,” tanya Epyardi Asda, Waketum DPP PAN.
Ia juga mengatakan, Ali Mukhni, sebagai Ketua DPD PAN tak tahu apa apa dan, Ali Mukhni tak pernah mengurus partai. Setiap pertemuan hanya diselenggarakan oleh pengurus harian. Bahkan, Ali Mukhni juga tak mengetahui ada perpecahan di tubuh DPD PAN yang ia pimpin.
Perpecahan ditubuh DPD PAN, terbukti saat diadakan pertemuan disebuah hotel. Guspardi Gaus yang hadir saat itu diusir, bahkan terjadi kontak fisik. “Ali Mukhni tak pernah mengurus partai dan tak memahami kondisi partai yang diurusnya,” kata Epyardi yang sukses menghantarkan anaknya Athari Gauthy Ardi melaju ke Senayan mewakili Sumbar 1 dari Partai PAN dan mampu melewati patahana Asli Khaidir. Nv
Discussion about this post