Siapa yang tak kenal Muhammad Ridwan. Begitu harum namanya, takkan lekang dari ingatan banyak orang. Apatah lagi bagi mereka yang berdomisili di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Pengabdiannya yang tanpa batas. Tak mengenal strata dan status sosial, semua golongan disasar.
Begitu benarlah dia mendedikasikan diri kepada masyarakat sebagai seorang legislator di Pemprov Sumbar.
Politikus PKS asal Kota Pariaman ini sadar betul dengan jabatan yang diemban sekarang, merupakan buah dari masyarakat yang mempercayainya. Oleh karenanya dikembalikan kepada empunya. Tentu dalam kontekstualnya adalah masyarakat di Dapil Sumbar II (Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman).
Tak perlulah dijelaskan, cukup jejak digital yang bisa di-searching di Google saja, menjadi bukti kepiawaian Muhammad Ridwan dalam memegang amanah rakyat, kendati baru memulai karir di DPRD Provinsi Sumatera Barat 2019 silam.
Mulai dari 100 persen gajinya, pokok pikiran sebagai anggota legislatif-semua itu-diserahkan seutuhnya kepada masyarakat pemilih. Sebut saja petani, nelayan, UMKM, wanita rentan sosial ekonomi, da’i, wartawan, mahasiswa, kaum milenial, warga miskin apalagi. Banyak lagi lainnya yang tak habis dinukilkan di sini. Dan semua itu tak luput dari perhatian aleg muda kelahiran 12 Desember 1978 ini.
Berbagai macam bentuk bantuan diserahkan. Tak hanya bantuan fisik, pelbagai bentuk pelatihan untuk peningkatan sumber daya manusia pun diberikan kepada masyarakatnya. Benar-benarlah, Muhammad Ridwan berdiri untuk semua golongan.
Kepribadiannya patut jadi panutan dan teladan kaum muda. Low profile, energik, religius, lembut dan jauh dari kata jumawa.
Ya, Muhammad Ridwan bukan tipikal orang yang lupa diri. Dia sadar, namanya dibesarkan dari petikan tulisan tangan wartawan. Hal itu diutarakan ketika menutup kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Jurnalistik Awak Media Sumatera Barat gelombang pertama, yang dikelola oleh Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Pemprov Sumbar.
Kegiatan itu bersumber dari dana pokirnya sebagai anggota DPRD Provinsi. Selama 3 hari para kuli tinta yang sebagian besar berasal dari Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman diberi pembekalan di Hotel Pangeran Beach, tentu dengan narasumber yang kompeten.
Sebut saja dua profesor sebagai narasumber, yakni Prof. Awis Karni dari UIN Imam Bonjol dan Prof. Asrinaldi dari Unand. Kemudian Dr. Wakidul Kohar, UIN Imam Bonjol, Dr. Basril Basyar, PWI Sumbar, Ikhlas Darma Murya, S.Kom, dari SMSI Kabupaten Padang Pariaman, dan Ustadz April Hidayat (Al Hafidz).
Di sana M. Ridwan berkisah tentang kedekatan dengan wartawan yang tak bisa dilupakan. Bahkan ketika dirinya masih sebagai mahasiswa, mendapatkan nilai tertinggi itu berkat wartawan (media). Sebab karya tulis yang dibuat untuk mendongkrak nilai perkuliahannya dimuat di laman sebuah media saat itu. Dan pasca itu jugalah dirinya terpilih sebagai Presiden BEM di kampusnya Universitas Andalas.
Kedekatan M. Ridwan dengan wartawan berlanjut ketika dirinya dinobatkan sebagai ketua DPD PKS Kota Pariaman. Dia menyadari betul bahwa kekuatan media adalah arus utama sebagai sarana informasi dan edukasi. Begitu seterusnya, sehingga karir yang diraihnya sekarang diakui tak lepas dari pengaruh media, dalam menyampaikan program serta kegiatan yang ia lakukan.
Begitulah Muhammad Ridwan berceritakan siklus kehidupan di dirinya. Dari wartawan dia dibesarkan, untuk semua golongan.
Discussion about this post