Kota Solok – Badan Pengelola Masjid Agung Al-Muhsinin Kota Solok menghadirkan program Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Beras. Inovasi itu bakal membantu kaum duafa dan masyarakat kurang mampu agar lebih mudah dalam mendapatkan beras untuk kebutuhan pokok.
Penarikan beras bisa dilakukan dengan menempelkan kartu ATM Beras yang dibagikan kepada kaum duafa dan masyarakat miskin. Masyarakat penerima bantuan kartu ATM beras sebelumnya sudah didata oleh pengurus masjid.
“ATM beras mengunakan sistem tempel kartu atau dikenal dengan istilah ‘TAP Kartu’. Untuk sekali TAP, mesin ATM akan mengeluarkan 5 kg beras. Bisa dua kali se bulan,” Wawako Solok, Dr. Ramadhani Kirana Putra saat launching di Masjid Agung, Kota Solok, Sabtu (18/3).
Wawako Solok yang juga ketua Badan Pengurus Masjid Agung mengharapkan, dengan adanya inovasi tersebut, bantuan terhadap kaum duafa dan keluarga miskin bisa lebih tepat sasaran. Selain itu, juga lebih mudah dalam penyalurannya.
Dhani menyebutkan, pihaknya memang sengaja memberikan bantuan dalam bentuk beras. Selain sangat dibutuhkan sebagai bahan pokok, juga menghindari pemanfaatan yang kurang tepat dari para penerima bantuan. Betul-betul untuk kebutuhan hidup.
“Semoga dengan adanya inovasi ini, bisa membantu masyarakat kurang mampu di sekitar lingkungan Masjid Agung untuk memenuhi kebutuhan pokok, serta anak yatim. Bantuan tersebut berasal dari dana infak dan sumbangan dari jemaah masjid,” terang Dhani.
Sementara itu, Wakil Ketua bidang Imarah, Adrinovian menjelaskan, dalam tahap awal baru sekitar 25 orang penerima program ATM Beras. Memang masih difokuskan untuk masyarakat yang tinggal di lingkungan masjid.
“Kita sudah berkoordinasi dengan RT dan RW terkait data masyarakat kurang mampu di sekitar masjid Agung. Selain itu, ada beberapa kriteria, setiap penerima bantuan juga aktif salat berjemaah di masjid dan ikut kegiatan keagamaan,” terangnya.
Selain itu, Badan Pengelola Masjid Agung juga memberikan santunan rutin bagi anak yatim yang tergolong kurang mampu setiap bulannya. Santun itu diberikan kepada anak-anak sekitar dan juga anak daerah lain yang aktif mengikuti MDTA di Masjid Agung.
“Awal ada sekitar 35 orang anak yatim. Mereka menerima santunan sebesar Rp500 ribu per bulannya. Bantuan itu berasal dari infak dan sedekah jemaah masjid. Dan, kita minta dimanfaatkan untuk biaya sekolah, biaya mengaji dan yang memang menjadi kebutuhan anak,” tutur Adrinovian.
Dalam kesempatan itu, Badan Pengelola Masjid Agung juga menyerahkan bantuan untuk dua panti asuhan, yakni Panti Asuhan Tunas Bangsa Kota Solok dan Panti Asuhan PKU Muhammadiyah Bukit Kili. (Cha)
Discussion about this post