Dua tahun negara bahkan dunia didera oleh pandemi Covid 19, membuat berbagai kondisi juga ikut “sakit”. Dampak virus Corona Deseases tahun 2019 (Covid 19) yang memunculkan pandemi, ekonomi negara dan masyarakat hampir seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia juga ikut mengalami penurunan kemampuan ekonomi.
Kota dan masyarakat Bukittinggi tentu saja tidak luput dari “bencana” penyakit dan ekonomi selama sekitar dua tahun terakhir. Kalau pun tidak bisa dikatakan lumpuh, setidaknya kemampuan daya beli sebagian masyarakat sangat jauh menurun.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengatasi kedua penyakit di atas. Bukittinggi pun juga melakukan berbagai langkah “recovery” terutama dalam bidang ekonomi.
Karena itu, peringatan Hari Jadi Kota (HJK) Bukittinggi ke-238 tahun ini yang jatuh pada tanggal 22 Desember sebagai momentum untuk “bangkit lebih cepat, sembuh lebih kuat menuju Bukittinggi Hebat” bagi Kota Wisata ini.
Puncak peringatan HJK ke-238 yang dilaksanakan dalam rapat Paripurna DPRD di Balai Sidang Bung Hatta langsung dipimpin ketua Beny Yusrizal, yang tidak hanya dihadiri oleh para wakil rakyat daerah ini juga unsur Forkopimda bahkan Wakil Gubernur atas nama Gubernur Sumbar, diproyeksikan menjadi titik balik bagi kebangkitan Kota Bukittinggi.
Meski dengan luas wilayah hanya 25 KM persegi ini, namun menurut ketua DPRD, namun dengan pembuktian sejarah dan umur panjangnya, serta potensi masyarakat yang Mukti etnis, Bukittinggi diyakini akan mampu bangkit lebih cepat dan kuat.
Maka setelah didera oleh pandemi Covid 19 dan melemahnya ekonomi yang berdampak terhadap kemampuan daya masyarakat, dengan peringatan HJK ke-238 ini diharapkan oleh Ketua DPRD menjadi awal dan proses kebangkitan kembali untuk lebih sehat dan kuat.
Untuk mewujudkan kebangkitan kota dan masyarakat Bukittinggi ini, Beny menekankan bahwa selaku wakil rakyat, DPRD selalu saling bersinergi dengan Pemko melakukan dan melahirkan program-program serta anggaran yang dapat membantu memulihkan ekonomi masyarakat.
Perjalanan sejarah kota sebagai dibacakan oleh Wakil Ketua DPRD Nur Hasra, sejak dahulu kala sudah menjadi pusat berbagai kehidupan termasuk ekonomi yang kemudian dijadikan tonggak sejarah berdirinya HJK tanggal 22 Desember 1784.
Proses penerapan HJK tersebut sudah melalui berbagai kajian, seminar serta peran serta dari ahli sejarah maupun tokoh masyarakat, sesuai dengan mekanisme administrasi ketatanegaraan, tahun 1988 telah disepakati dan diputuskan oleh DPRD dan ditetapkan pula Walikota Bukittinggi tanggal 22 Desember 1784 tersebut sebagai hari kelahiran (jadi) Bukittinggi.
Walikota Bukittinggi, Erman Safar ketika memberikan sambutan pada Rapat Paripurna tersebut, menjelaskan berbagai langkah dan kebijakan yang dilakukan oleh Pemko, bertujuan untuk merecovery akibat kondisi yang terjadi selama dua tahun terakhir.
Melalui program tabungan Ustman yang telah diluncurkan beberapa waktu lalu, menurut Wako, merupakan bagian langkah untuk sehat dan bangkit menuju kita masyarakat Bukittinggi kuat seperti semula.
Langkah untuk menumbuhkan UMKM dilakukan melalui seluruh OPD yang bisa melakukan program penguatan ekonomi pada semua bidang yang dilakukan warga kota Bukittinggi.
Program diberbagai bidang untuk menyehatkan perekonomian yang difokuskan kepada ekonomi kerakyatan bahkan juga dilakukan secara langsung kepada warga secara personal yang benar-benar membutuhkan untuk dibantu.
Kemudian di bidang pendidikan, untuk membantu penurunan kemampuan keuangan masyarakat, Pemko Bukittinggi pun sudah mengalokasikan anggaran melalui APBD membayarkan yang komite sekolah bagi siswa di tingkat SMA/SMK sederajat bagi warga kota.
Demikian juga untuk jangka menengah dan panjang, sesuai dengan visi dan misi Walikota/Wakil Walikota yang telah dituangkan ke dalam RPJMD Kota Bukittinggi tahun 2021-2026, pada intinya membangkitkan kembali kota dan masyarakat Bukittinggi untuk menghadapi masa depan yang lebih cerah dan kuat.
Gubenur Sumbar melalui Wakil Gubernur Audi Joinaldi yang juga hadir pada rapat paripurna DPRD Bukittinggi itu, menyatakan dukungan terhadap kota Bukittinggi untuk bangkit lebih cepat dan kuat.
Sebagai bagian dari wilayah Sumbar merupakan bisa tampil sebagai daerah yang bisa bangkit lebih cepat dan kuat untuk juga ikut mendukung program pemerintah provinsi mengatasi situasi yang terjadi dalan dua tahun terakhir.
Tekad yang sama juga disampaikan tokoh masyarakat, Aidik yang juga ketua MUI Bukittinggi, selain mengucapkan terimakasih atas langkah antisipatif dari Pemko dan DPRD dalam mengobati yang sakit dan luka masyarakat melalui program yang sudah dilaksanakan.
Tentu saja, dalam proses penyembuhan dan penyehatan tersebut, ibarat orang sakit, masyarakat belum benar-benar sembuh bahkan masih ada yang sakit, tentu saja diperlukan program dan langkah lanjutan berikutnya.
Atas nama tokoh masyarakat Aidil menyatakan untuk tetap bersinergi dan berkolaborasi untuk membangkitkan dan membangun khususnya perekonomian masyarakat Bukittinggi untuk masa-masa mendatang. Semoga.
Discussion about this post