Pariaman — Mukhlis Rahman, siapa yang tak tau beliau? Walikota Pariaman dua kali periode 2008-2018. Gaya khasnya yang tegas dan disiplin dalam memimpin Kota Pariaman, mengantarkan daerah Tabuik yang baru saja pemekaran itu, menunjukkan eksistensinya di bidang pariwisata. Tacelak, hingga dikenal masyarakat dunia.
Namun di balik wibawanya yang tegas, dan sikap kedisiplinan yang kuat, tersemat hati yang lemah lembut. Hal itu tercermin dari perawakannya yang murah senyum. Semua itu dibuktikan dengan penuh dedikasi yang tinggi.
Usai pensiun dari jabatan sebagai pejabat negara, lantas menepi dari hingar bingar dunia politik. Mantan Walikota Pariaman ini tak lantas menggantung asa. Kendati tak punya kekuatan dalam pemerintahan, niat tulus untuk mengabdikan diri demi kesejahteraan masyarakat yang pernah ia pimpin tak hilang begitu saja.
Sebab, berbekal pengaruh kekuasaan sebagai kepala daerah, Mukhlis Rahman bersama-sama mendirikan yayasan pendidikan bidang keagamaan dengan sasaran santri dari kalangan dhuafa dan yatim. Itulah Pondok Pesantren Al-Mughni Pariaman, yang baru saja diresmikan mesjidnya, Rabu (21/12/2022).
Mesjid Tahfizh Az-Zubaidah, demikian nama mesjid yang tadinya dalam perencanaan bakal diresmikan pada 2020 silam. Namun rencana tinggal cerita, wabah pandemi Covid-19 mematikan seluruh pergerakan dunia. Termasuk Yayasan Al-Mughni Pariaman. Rencana peresmian Mesjid Az-Zubaidah ditangguhkan, sampai pada Rabu (21/12/2022).
Eforia peresmian mesjid ini seperti di luar dugaan. Ini kuasa Allah SWT, ditahannya sebentar, lalu digantinya dengan acara yang lebih besar. Wah, pokoknya.
Tamu yang hadir bukan hanya tokoh lintas daerah, provinsi atau di tingkat nasional saja, namun sudah mancanegara.
Mulai dari walikota sekarang dan wakil walikotanya, tokoh-tokoh eksponen yang populer di Kota Pariaman, para pejabat utama daerah dan Provinsi Sumatera Barat, mantan Bupati Tanah Datar Shodiq Pasadigoe yang dulu juga pernah datang saat peletakan batu pertama. Mantan Menteri Bappenas Kabinet Kerja Jokowi yang sekarang menjabat Komisaris Bank Mandiri, Adrinof Chaniago. Tak ketinggalan Majelis Taklim dan Majelis Dhuha binaan yayasan Al-Mughni. Wabil khusus dari keluarga besar pewakaf Mesjid Az-Zubaidah yang berasal dari Malaysia yang juga merupakan tokoh kenamaan di negaranya.
Mukhlis Rahman dalam hantarannya menyebut pembangunan ini berdiri berkat bantuan dari donatur Hj. Hartini Abdulah melalui kenalan beliau Hasbullah dari Biro Perjalanan. “Kalau tak ada Hasbullah, mungkin tidak ada mesjid ini. Terimakasih Hasbullah yang tak lain anak kemenakan dari Ibu Hartini,” ujar mantan Walikota Pariaman 2 periode ini.
Dalam mendirikan pesantren ini, Mukhlis Rahman tentu bertujuan. Tak lain juga turut membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas manusia. Salah satu wujud antisipasi akibat pergaulan remaja yang kian mengkhawatirkan.
Dengan pesantren yang didirikan, Mukhlis Rahman menyasar anak anak remaja yang putus sekolah karena kekurangan biaya, dhuafa dan yatim. Dananya? Ia kembalikan ke nuraninya.
Itulah luar biasa besarnya jiwa seorang Mukhlis Rahman. Ia dedikasikan dirinya untuk anak-anak yatim dan dhuafa, agar punya masa depan dengan iman yang teguh, kelak menjadi da’i serta ulama.
Tiap saat, dirinya berfikir keras bagaimana agar anak-anak yang menimba ilmu di Pesantren Al-Mughni, pendidikannya bisa terus berlanjut dengan keterbatasan biaya mereka. Dirinya bersama pimpinan pondok berupaya maksimal agar pendidikan para santri tak berhenti di tengah jalan.
“Makanya semampunya kita carikan lah orangtua asuh mereka. Alhamdulillah, dari 19 anak di sini. 4 di antaranya sudah punya orangtua asuh. Itupun bayar sekolahnya belum utuh. Sementara santri sisanya, bayar sekolah berapa kemampuan orangtua mereka saja. Ada yang bayar 100 ribu sampai 400 ribu per bulan. Ya, begitulah kondisinya,” tutup walikota berprestasi ini. (Idm)
Discussion about this post