Bukittinggi — Seminar Nasional tentang Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang ditaja oleh PWI Kota Bukittinggi, dijadualkan Minggu (18/12) besok, dibuka oleh Gubenur Sumbar H. Mahyeldi di Istana Bung Hatta.
Kegiatan ini menurut ketua panitia Yusrizal Karana dan ketua PWI Bukittinggi, H. Anasrul, pada jumpa pers di Istana Bung Hatta, Sabtu (17/12) sore, merupakan program kerja PWI Bukittinggi pada tahun 2022 ini. Gubernur yang juga menjadi inspirator kegiatan sekaligus tampil sebagai keynote speaker.
Nara sumber lain adalah sejarawan senior DR. Anwar Gonggong dan Prof. DR. Gusti Asnan dengan moderator Drs. H. M. Khudri mantan guru, pejabat dan wartawan senior. Sementara peserta diasumsikan sebanyak 200 orang utusan SMA se-Sumbar.
Seminar ditargetkan dapat melahirkan semacam rekomendasi yang dapat menambah dokumentasi peristiwa penyelamatan NKRI yang terjadi di Bukittinggi dan beberapa daerah lain di Sumbar pada peristiwa PDRI tersebut.
Meski sudah melahirkan pengakuan dari pemerintah pusat dengan menetapkan Hari Bela Negara (HBN), namun bagi wartawan yang tergabung dalam PWI Bukittinggi diharapkan lebih dari itu.
“PDRI yang juga melakukan pembentukan kabinet, setelah Sukarno-Hatta ditawan Belanda menyebabkan roda pemerintahan vakum, adalah bagian tidak bisa dilepaskan dari perjalanan pemerintahan NKRI pada masa agresi II Belanda di Indonesia,” urai Yusrizal dan Anasrul.
Plt. Ketua PWI Sumbar, Suprapto Sastroatmojo yang ikut hadir, menanggapi kegiatan PWI Bukittinggi sebagai sebuah karya di luar profesi terhadap rakyat, bangsa dan negara. “Saya berharap PWI kota dan kabupaten di Sumbar juga dapat melaksanakan program positif lainnya,” harap Suprapto.
Lebih dari itu, Suprapto menyebutkan, pada wartawan dengan kekuatannya juga mampu memberikan dorongan bahkan hasil dari apa yang diberitakannya. Karena praktiknya, selain mengandung kaidah 5 W tambah 1 W, berita itu juga dapat menambahkan I atau impact.
Di lain pihak, Kepala Dinas Kominfo Bukittinggi, Drs. Erwin Umar, M.Pd, menjelaskan, Pemerintah Kota Bukittinggi juga sudah memiliki dokumen tentang peristiwa PDRI yang berada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Bukittinggi.
Tentu saja hasil seminar diharapkan Erwin, bisa menambah referensi peristiwa bersejarah bagi Kota Bukittinggi khususnya. Sekaligus juga memberikan pelajaran kepada generasi bagaimana pentingnya mengetahui peristiwa bersejarah terutama di daerahnya.
Seminar ini sendiri mengambil tema “Melawan Lupa Peranan Bukittinggi dalam Pemerintahan Darurat Republik Indonesia”. (Pon)
Discussion about this post