Kadis Pertanian Bukittinggi: Bantuan Anggota DPRD Tingkatkan Pertanian

Bukittinggi — Meski memiliki lahan terbatas, namun program pengembangan sektor pertanian di Kota Bukittinggi tetap menjadi perhatian serius.

Termasuk di bidang sub sektor peternakan, terutama melalui kelompok-kelompok tani. Pengembangannya dilakukan secara kolaboratif, termasuk dari anggota DPRD, terutama melalui dana pokok pikiran (Pokir).

Satu diantaranya apa yang diterima oleh Kelompok Tani Campago Badusanak (KTCB) Kelurahan Campago Guguak Bulek, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS).

Kelompok ini pernah mendapatkan bantuan empat ekor kerbau dan tujuh ekor kambing berikut bahan kandang dari Anggota DPRD Kota Bukittinggi Hj Noni S Sos.

Bantuan ternak tersebut kini khususnya untuk ternak kambing telah berkembang menjadi 14 ekor, karena sudah lahir anak kambing sebanyak tujuh ekor.

Usai penyerahan bantuan secara simbolis di areal pertenakan KTCB, Selasa (6/12), Hj.Noni merasa bangga atas berkembangnya bantuan ternak yang ia berikan melalui dana Pokirnya melalui APBD Kota Bukittinggi tahun 2022 ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Bukittinggi , Mekwizardj,M.Si, pada momen itu, menyatakan terimakasih karena memberikan dampak positif terhadap pengembangan sektor pertanian, khususnya subsektor peternakan.

“Bantuan tersebut memberikan manfaat khususnya oleh anggota KTCB beranggotakan 10 orang. Kita tentu saja berharap usaha peternakan ini semakin berkembangnya dan meningkatkan kesejahteraan anggota,” tambah Melwizardi.

Untuk selanjutnya Kadis Pertanian dan Pangan Bukittinggi berharap lebih banyak lagi bantuan dari wakil rakyat daerah ini.

Ketua KTCB Jeriko Antoni mengatakan, kelompoknya sengaja meminta bantuan Pokir 4 kerbau ke Hj Noni, beda dengan kelompok lain yang lebih dominan meminta sapi, lantaran areal dimiliki KTCB sangat mendukung untuk pertenakan kerbau.

“Kalau sapi misalnya harga Rp20 juta sama-sama dikembalikan selama 1 tahun, hasilnya sekitar 75 persen karena pengeluaran biaya makanan. Kalau kerbau enggak, kerbau selama 1 tahun misalnya Rp15 juta, jadi tetap Rp15 juta karena tidak ada makan tambahan,” tuturnya. (Pon)