PAINAN – Kecendrungan masyarakat menggunakan pohon kelapa sebagai bahan bangunan membuat lahan perkebunan kelapa milik warga semakin menyusut dari waktu ke waktu. Kondisi itu juga terjadi di semua kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Kondisi itu ternyata memberikan dampak terhadap harga buah kelapa di pasaran.
Kepala Dinas Pertanian Pessel, Madrianto, ketika dihubungi Rabu (30/1) mengakui bahwa selain alih fungsi lahan dari tananam kelapa ke tanaman kelapa sawit, penebangan pohon kelapa untuk kebutuhan bangunan juga menjadi penyebab produksi kelapa menurun di daerah itu.
“Kecendrungan alih fungsi lahan kelapa disulap menjadi perkebunan kelapa sawit sebagaimana terjadi sejak 15 tahun belakangan, membuat beberapa nagari atau kecamatan yang sebelumnya merupakan sentra kelapa, berubah menjadi perkebunan sawit. Demikian pula dengan pengalihan bahan bangunan dari kayu kepada pohan kelapa sebagai mana terlihat sejak beberapa tahun terakhir ini,” ungkapnya.
Diakuinya bahwa penebangan pohon kelapa untuk alasan kebutuhan bangunan rumah itu sulit untuk dikendalikan.
“Agar dalam jangka panjang produksi kelapa tidak semakin menurun di Pessel, sehingga warga diminta untuk melakukan peremajaan terhadap tanaman kelapa yang sudah ditebang itu. Sebab pohon kelapa yang mereka gunakan untuk kebutuhan bangunan itu, memang yang sudah tua dan sudah kurang produktif,” ucapnya.
Dijelaskan lagi bahwa di daerah itu lahan pohon kelapa yang menurun drastis akibat alih fungsi dan kebutuhan bangunan itu, terdapat di Kecamatan Pancungsoal, Linggo Sari Baganti, Ranahpesisir, Lengayang, Sutera dan Kecamatan Batang Kapas.
“Sedangkan di sembilan kecamatan lainnya masih dalam kondisi normal. Sebab sebagian warga sudah pula mulai beralih pada baja ringan untuk kuda-kuda atap bangunan, baik rumah pribadi, maupun bangunan kantor pemerintahan dan gedung sekolah,” tutupnya. (*)
Discussion about this post