Payakumbuh — Penjabat Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda bersama istri Elfriza Zaharman mengunjungi 5 orang anak yang diangkat sebagai anak asuh dan 1 warga miskin di Kecamatan Payakumbuh Barat 2 di Pakan Sinayan, 2 di Tanjuang Godang Sungai Pinago, dan 1 di Nunang Daya Bangun, Jumat (11/11)
Rida yang juga didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) AH Agustion, Camat Ul Fakhri, dan lurah memberikan bantuan sembako dan makanan tambahan untuk anak yang berpotensi stunting, ini sudah memasuki bulan ke 4 sejak Rida menjadi bapak asuh bagi anak-anak tersebut.
Sebagaimana diketahui, Wako Rida Ananda sebagai penggagas program orang tua asuh anak stunting selalu menyediakan stok sembako di dalam bagasi mobilnya, ada beras, telur, dan susu yang diberikan kepada warga kurang mampu yang memiliki balita, itu salah satu cara Rida menangani stunting.
Rida mengatakan masalah stunting perlu ditangani dengan serius, anak-anak usia balita harus dipenuhi asupan gizinya supaya bisa tumbuh dan kembang dengan seimbang, bila tidak maka akan terganggu dan mereka juga yang akan kesulitan di kemudian hari, seperti mudah terkena penyakit, tak kalah pentingnya juga hal serupa berlaku untuk ibu hamil.
“Kita di pemerintah kota saat ini fokus menangani stunting, saya mengajak tiap kepala OPD, kepala bagian, camat, dan lurah untuk mengangkat anak asuh, dan setiap hari kami di kantor mengumpulkan sedekah seribu rupiah sebagai cara kami menggalang bantuan swadaya,” kata Rida.
Rida juga menuturkan problem stunting harus disikapi bersama-sama, pihaknya mengajak seluruh unsur mulai dari TNI, POLRI, politisi, ormas, pengusaha, dan tokoh masyarakat untuk ikut menjadi orang tua asuh bagi anak yang berpotensi stunting di lingkungan mereka.
“Kita mengajak seluruh lini mari perangi stunting agar generasi kita tumbuh dan kembang dengan ideal, kami di pemerintah ingin memulainya dengan semangat kebersamaan menuju generasi emas Indonesia,” terangnya.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Kepala dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Wawan Sofianto didampingi Kabid Kesmas dan P3 Fatma Nelly mengatakan di Kota Payakumbuh cukup banyak anak yang beresiko stunting, namun dari data yang mengalami stunting saat ini ada 472 anak, tersebar di berbagai kecamatan.
Dijelaskannya, tindakan yang dilakukan oleh dinas kesehatan melalui puskesmas adalah pemberian makanan tambahan seperti biskuit, pemberian pangan lokal seperti kacang padi, gula, dan telur. Kemudian, juga pembinaan pembentukan pos gizi di setiap kelurahan dengan kegiatan membuat contoh menu untuk balita dan langsung diberikan kepada balita selama 10 hari dan dipantau selama 10 hari tersebut.
Lalu, edukasi dan pemantauan pemberian ASI eksklusif kepada usia bayi 0 sampai 6 bulan, dan menyelenggarakan kegiatan kelas ibu balita.
“Kepada anak yang stunting juga dilakukan penimbangan berkala, dan dievaluasi apakah dari mereka ada yang menderita penyakit, nanti ditindaklanjuti dengan pemberian layanan kesehatan sesuai penyakit yang diderita. Kepala orang tua anak kita juga melakukan penyuluhan terkait dengan gizi anak dan gizi ibu menyusui. Mereka diberikan perhatian ekstra, selalu dibawa ke posyandu dan anak diberikan imunisasi,” jelasnya.
Wawan juga menambahkan, pada APBD perubahan 2022 dinas kesehatan juga telah menganggarkan untuk kegiatan pemberian makanan tambahan bagi anak-anak yang beresiko dan berpotensi stunting, nantinya akan didistribusikan ke setiap kecamatan dan puskesmas se Kota Payakumbuh.
Dari sisi Camat Ul Fakhri turut menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas perhatian kepala daerah kepada warganya. Camat menilai semangat memerangi stunting ini harus ditularkan kepada yang lainnya supaya rasa kepedulian dan saling tolong menolong terus tumbuh di tiap kelurahan.
“Kami juga ucapkan terima kasih kepada donatur yang telah ikut membantu program ini, semoga dinilai amal ibadah oleh Allah SWT,” ujar mantan Kabag Kesra itu. (Humas)
Discussion about this post