Jakarta – Dalam rangka mendorong akselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional sebagai sumber pertumbuhan baru ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkesinambungan, serta sebagai bagian dari transformasi ekonomi Indonesia menuju Indonesia maju dan menjadi pusat ekonomi syariah global. Bank Indonesia bersama mitra strategis kembali menyelenggarakan rangkaian kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke 9 tahun 2022,
Salah satu kegiatannya adalah International Moslem Friendly Tourism Conference yang merupakan kolaborasi antara Bank Indonesia, Enhaii Hotel Tourism Center Poltekpar NHI Bandung (EHTC-PPNHIB), Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Kementerian Koordinator, serta Kementerian/Lembaga/Asosiasi terkait lainnya, dengan mengambil topik “Rethinking Muslim Friendly Tourism for Inclusive Recovery” yang dibuka secara virtual oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia (RI) Sandiaga Salahudin Uno, Jumat (7/10) di Hotel Fairmont Jakarta.
Pada acara yang dihadiri langsung oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman, Gubernur Sumatera Barat H. Mahyeldi Ansharullah, Bupati Tanah Datar Eka Putra, SE, MM, Bupati Agam H. Andri Warman, juga menghadirkan narasumber dari STP NHI Bandung Dr. Anang Sutono, Prof. Mohamed Battour dari University of Sharjah dan Tanta University Verified, Faunder dan CEO CrescenRating University of Singapore Dr. Saeed Bahardeen, Riyanto Sofyan dari kalangan pengusaha, Norliza Othman (selegram), dan juga Direktur PT. Tambatan Hati Bandung Alina Saidja Putri serta undangan lainnya.
Menparekraf RI Sandiaga Salahudin Uno dalam sambutannya secara virtual saat membuka kegiatan ini mengatakan ada tiga strategi yang harus dilakukan untuk penguatan akselerasi ekonomi dan keuangan syariah, diantaranya penguatan infrastruktur termasuk digitalisasi, penguatan kelembagaan dan yang terakhir perluasan implementasi.
Terkait hal tersebut kata Sandi, pemerintah harus memiliki program prioritas pariwisata yang harus dilakukan seperti program pemahaman tentang apa itu pariwisata halal, sertifikasi dan standardisasi, pengembangan sistem informasi digital, melakukan investasi pariwisata halal, penelitian dan pengembangan, moslem visitor guide, jangkauan pemasaran (promosi) dan yang paling utama harus ada regulasi yang jelas.
Menparekraf RI Sandiaga Uno juga mengharapkan pengembangan pariwisata halal ini akan mampu mencapai target penciptaan lapangan pekerjaan sebanyak 1.1 juta pada tahun 2022 ini dan 4.4 juta lapangan kerja pada tahun 2024 mendatang.
Sementara Gubernur Sumbar Mahyeldi dalam sambutannya mengatakan sektor pariwisata Sumatera Barat pada tahun 2022 ini sudah mulai pulih setelah sebelumnya terdampak pandemi covid 19. Per 31 Agustus tercatat 3.976.000 lebih wisatawan nusantara datang ke Sumatera Barat dan sebanyak 5.280 wisatawan mancanegara dari berbagai negara.
Berdasarkan hal tersebut kata Mahyeldi, Pemprov Sumbar telah mencanangkan tahun kunjungan wisata pada tahun 2023 dengan mengusung tagline Visit Beautiful West Sumatera 2023.
Selanjutnya sebagai langkah awal dalam membangkitkan kembali geliat pariwisata di Sumatera Barat, sejak Oktober ini entry point Bandara Internasional Minangkabau (BIM) telah dibuka dengan rute penerbangan pertama Kuala Lumpur – Padang dan Padang – Kuala Lumpur, dengan harapan kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Barat meningkat sehingga mampu memicu kembali perekonomian masyarakat yang sebelumnya terdampak pandemi.
Mahyeldi juga sampaikan dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor pariwisata pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga fokus mengembangkan pariwisata halal yang ramah muslim.
“Kekuatan wisata halal Sumatera Barat selain didukung jumlah masyarakatnya yang mayoritas islam juga mengakomodir nilai-nilai lokal dalam filosofi adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah, syara’ mangato adat mamakai. Selain itu Sumatera Barat juga telah mendapatkan penghargaan halal terbaik dunia dalam kategori destinasi pariwisata, destinasi kuliner dan tour operator dalam forum world halal tourism summit tahun 2016 yang lalu,” ujar Mahyeldi.
Selain itu tambah Mahyeldi, untuk memperkuat kuliner di destinasi wisata yang higienis, sehat dan ramah muslim, Pemprov Sumbar juga memfasilitasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan pemberian sertifikat halal gratis untuk 15 rumah makan di Kabupaten/Kota dengan pola sosialisasi dan pendampingan kepada pengusaha rumah makan sampai terbitnya sertifikat halal yang berlaku selama 4 tahun sesuai Undang-Undang No. 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
Pada kesempatan yang sama Bupati Tanah Datar Eka Putra mengatakan terkait dengan pengembangan pariwisata halal Pemerintah Kabupaten Tanah Datar menawarkan nagari Sumpur untuk bekerjasama dengan STP NHI Bandung dan juga dengan Bank Indonesia.
“Kenapa nagari Sumpur yang kita tawarkan, karena nagari Sumpur telah mendapatkan Anugerah Desa Wisata,” terang Bupati.
Bupati juga mengatakan bahwa Tanah Datar telah siap untuk dikembangkan dan menyambut wisatawan muslim yang datang, karena mayoritas masyarakatnya muslim.
Bupati Eka Putra juga berharap dengan adanya kegiatan International Moslem Friendly Tourism Conference dan juga launching sekaligus Penandatanganan Deklarasi of Indonesia’s Muslim Friendly Tourism ini akan banyak wisatawan mancanegara muslim yang datang dari negara Timur Tengah ke Kabupaten Tanah Datar.
“Dukungan penuh untuk pariwisata kita juga diberikan oleh pak Gubernur, terutama Tanah Datar dan Kabupaten Agam. Dukungan juga diberikan oleh Bank Indonesia, terutama untuk pengembangan pariwisata ramah muslim,” kata Eka Putra.
Bupati Eka Putra juga mengatakan bahwa kegiatan ini juga sesuai dengan program unggulan pemerintah Kabupaten Tanah yakni menciptakan usahawan baru dan lapangan kerja baru. “Ini tentu kita siapkan juga, tapi semua yang terkait dengan pariwisata ramah muslim ini yang utama kita tadi diminta untuk menyiapkan regulasinya juga. Dan kita akan siapkan, terutama bagaimana keamanannya, kenyamanan pengunjungnya, budaya, keindahan alam serta bagaimana promosinya,” pungkas Bupati. (Spa)
Discussion about this post