Bengkulu, reportaseinvestigasi.com – Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bengkulu Yuliswani mengatakan, Pemprov Bengkulu mengapresiasi inisiasi dan program Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian dan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bengkulu, yang terus mendorong produk Produk Unggulan Bengkulu agar dapat tembus ke pasar manca negara.
Selain itu jelas Yuliswani, Pemprov Bengkulu juga berkomitmen akan terus mendukung dan bersinergi bersama Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bengkulu dan para pihak lainnya, sehingga ekspor produk unggulan Bumi Rafflesia semakin meningkat dan kehidupan para petani makin sejahtera.
Disamping itu lanjut Yuliswani, dalam ekspor produk unggulan juga perlu ada inovasi atas produk tersebut, yang selama ini kita mengekspor bahan mentah kedepan diharapkan para eksportir bersama para pelaku usaha bisa meciptakan produk turunan atau produk jadi, baru kemudian diekspor ke negara tujuan.
“Sehingga nilai tambah dari produk-produk pertanian ini bisa untuk dapat menutup defisit neraca perdagangan kita,” jelas Asisten II Setda Provinsi Bengkulu Yuliswani saat hadir dan membuka resmi Gerakan Bersama Ekspor Produk Pertanian Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045, di Stokcpile PT. Biomass Fueel Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, Kamis (27/06/2019).
Terkait masih terbilang rendahnya neraca ekspor Bengkulu, menurut Asisten II Setda Provinsi Bengkulu Yuliswani, juga disebabkan banyaknya produk yang ada tidak keluar melalui pintu ekspor Bengkulu melainkan atas nama daerah lain.
“Ini merupakan tantangan bagi kita, bagaimana kita bersinergi agar produk-produk yang dihasilkan Bengkulu ini dapat tercatat ekspornya melalui Provinsi Bengkulu,” pungkasnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI Ali Jamil mengapresiasi eksportir Bengkulu atas pencapaian total nilai ekspor sebesar Rp. 162,65 miliar atau naik 72,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
“Ini kita dorong terus, dari sistem pelayanannya maupun jaminan kesehatannya, sesuai persyaratan negara tujuan. Saat ini sarang walet asal Bengkulu diekspor ke Taiwan melalui kantor pos atau jasa titipan, ini bisa jadi alternatif sementara, lewat jasa titipan atau bandara internasional terdekat, intinya kita dorong agar bisa langsung lewat Bengkulu, dan pastinya harus disertifikasi Karantina agar sesuai persyaratan negara tujuan,” ungkap Ali Jamil.
Selain sarang walet, Data Stasiun Karantina Pertanian Bengkulu, saat ini juga diekspor pula cangkang sawit tujuan Thailand, Kayu Manis dan karet lempengan tujuan Amerika Serikat dengan nilai mencapai 10 Milyar Rupiah.
Badan Karantina Pertanian juga terus mendorong pertumbuhan ekspor komoditas pertanian daerah setidaknya dengan dua program, yaitu program Inline Inspection Karantina dan Program Agro Gemilang.
Berdasarkan data sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST diwilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bengkulu, tercatat tahun 2018 ekspor komoditas pertanian dari Provinsi Bengkulu sebanyak Rp.162,65 miliar, sedangkan hingga Juni 2019, nilai ekspor komoditas pertanian mencapai Rp.117,45 miliar.
Adapun komoditas unggulan diantaranya karet lempengan, kayu karet dan sengon, cangkang sawit, kulit kayu manis dan kopi. Sementara negara mitra dagang yang menjadi tujuan ekspor diantaranya Amerika Serikat, Tiongkok, India, Kanada, Afrika, Thailand, Taiwan, Vietnam, Malaysia, Swiss dan Jepang.
Dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS, 24/6/2019) menyebutkan pertumbuhan ekspor komoditas pertanian yang positif dengan pertumbuhan 25,19% dibandingkan tahun lalu (year on year) atau senilai 0,32 miliar dolar AS. BPS mencatat, kenaikan nilai ekspor pertanian ini menjadi salah satu variabel penting yang menyebabkan kenaikan ekspor nasional Mei 2019 yaitu sebesar 14,74 miliar dolar AS, naik 12,42 persen secara bulanan (month on month). Hal tersebut yang mengakibatkan neraca perdagangan nasional surplus sebesar 207,6 juta dolar AS.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan demo penggunaan dan menyerahan secara simbolis akses aplikasi I-MACE (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports), penyerahan Health Certificate dan Phytosanitary Certificate, Penyerahan penghargaan kepada 5 eksportir terbaik dan Pengguntingan pita pelepasan Ekspor. (Rls)
Discussion about this post