PAINAN – Bupati Kabupaten Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar meminta Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) pengolahan ikan itu tidak hanya sekedar monumen tapi harus menjadi aktivitas utama guna memberikan kesejahteraan masyarakat di daerahnya.
Hal itu dikatakannya saat peresmian Sentra IKM pengolahan hasil perikanan dan pembukaan pelatihan penguatan kapasitas kelembagaan Sentra IKM, di Kenagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI, Kabupaten Pesisir Selatan, Senin (3/10)
“Sentra ini jangan hanya sekedar monumen saja. Tapi harus menjadi aktivitas utama untuk memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat kedepannya,” ujar Rusma Yul Anwar.
Dalam peresmian itu, dihadiri Ketua DPRD Pessel, Ermizen, Kadis Perdagangan dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Barat diwakili, Ilmi, Ketua LKAAM Kecamatan Koto XI Tarusan, Kadis Perdagangan dan Transmigrasi Pessel, Mimi Riarty Zainul, Wali Nagari, Camat dan sejumlah Kepala organisasi perangkat daerah (OPD) lainya.
Rusma melanjutkan pembangunan Sentra IKM ini bentuk keseriusan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Ia menyebut industri pengolahan ikan merupakan salah satu langkah menuju kemandirian dan pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan pada masyarakat, khususnya keluarga nelayan.
Menurutnya, selama ini daerah itu sebagian besar hasil perikanan yang masih dijual dalam bentuk bahan mentah atau belum mendapat sentuhan industri.
Makan dari itu, ia mengharapkan kepada dinas terkait Sentra IKM tersebut untuk terus dikembangkan lagi dengan melakukan pembinaan dengan para nelayan kedepanya seperti untuk penangkap – nangkap ikan tuna.
“Ini biayanya kan cukup besar. Jadi saya meminta kepada dinas yang terkait Sentra IKM ini kedepannya terus dikembangkan lagi sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Pessel, Mimi Riarty Zainul mengatakan pembangunan IKM itu dimulai pada tahun 2018 dengan jenis pekerjaan pembersihan lahan dan pembangunan kantor pengelola dengan nilai Rp1 miliar.
Kemudian pada tahun 2019 dilanjutkan dengan biaya Rp14, 5 miliar yang dipergunakan untuk penimbunan, pembangunan instalasi air limbah, pembangunan, pembangunan ruang unit produksi, restoran, drainase jaringan penerangan listrik dan sarana pendukung lainya.
“Memang pada tahun 2020, pembangunan ini tertunda karena terjadinya Covid – 19, dan baru selesai di tahun 2021 dengan menelan anggaran sebesar Rp32, 5 miliar,” ujarnya.
Ia mengatakan, bahwa Sentra IKM tersebut menjadi tanggungjawab bersama. Sebab perdangangan Industri dan Transmigrasi, salah satu tugas pokok memberikan pemberdayaan.
Mimi mengakui saat ini memang sulit dan menjadi tantangan seperti dalam hal mengelola kelembagaannya.
“Jadi untuk itu bagaimana nanti kita untuk menggandeng serta juga dibantu oleh pemerintah pusat, dengan diberikan pelatihan dan itu akan bekerjasama dengan pihak lain nantinya,” tutupnya. (*)
Discussion about this post