Bukittinggi — Untuk bisa melakukan penanganan genangan air di Kota Bukittinggi, Pemerintah Kota melalui Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim), terutama pada saluran tersier, harus mengatasinya pada lebih dari 1.000 ruas yang ada.
Kepala Dinas Perkim Bukittinggi, Rahmat AE kepada reportaseinvestigasi.com, Rabu (21/9) di ruang kerjanya menjelaskan, untuk beberapa ruas kondisinya rawan terhadap genangan air, sehingga perlu ditangani terutama saat curah hujan cukup tinggi.
Di beberapa ruas tersebut, ulas Rahmat, yang sebagian besar berada di kawasan pemukiman, menjadi melimpah sehingga menggenangi beberapa di antaranya sampai ke pekarangan bahkan masuk ke rumah masyarakat.
“Limpahan air tersebut kebanyakan justru terjadi akibat saluran/drainase primer tidak mampu menampung debit air yang jauh di atas kapasitan daya tampung, sehingga mengalir ke saluran sekunder dan selanjutnya masuk ke saluran tersier,” tambah Kadis Perkim.
Padahal, seharusnya air yang berasal dari pemukiman mengalir ke saluran sekunder dan terus ke saluran primer. Tapi ketika hujan turun justru terjadi sebaliknya, air dari saluran primer mengalir ke pemukiman.
Selain masih membutuhkan revitalisasi saluran primer seperti yang kini tengah dilakukan di Jalan Pemuda, Perintis Kemerdekaan dan Jl. Sudirman, juga diperlukan penanganan secara rutin, terutama saat hujan turun pasa saluran tersier.
Namun untuk penanganan tersebut diakui Kadis Perkim, dana yang tersedia untuk melakukan kegiatan tersebut sangat minim, tidak sampai Rp.100 juta setahun.
“Jumlah itu jauh dari kebutuhan. Kami sudah mengajukan usulan penambahan anggaran, namun sampai kini belum terpenuhi,” tukas Rahmat.(Pon)
Discussion about this post