Kota Solok – Dalam rangka menargetkan prevalensi stunting di Kota Solok di bawah 5 persen pada 2024. Wali Kota Solok Zul Elfian mengukuhkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di The Wish Hotel, pada Senin (12/9).
Wali Kota Solok H. Zul Elfian Umar menjelaskan, prevalensi stunting di Kota Beras itu saat ini paling rendah di Sumatera Barat yakni 18,5 persen. Dia optimis terget pusat 14 persen pada 2024. Lebih dari itu, politisi PKS ini ingin daerahnya seperti di luar negeri yang angka stuntingnya berkisar tiga hingga dua persen.
“TPPS yang baru dikukuhkan langsung melakukan pemetaan, inovasi dan aksi. Satu orang saja stunting di Kota Solok itu jadi masalah. Masalah ini harus kita keroyokan bersama-sama,” ungkapnya.
“Kita patut berbangga dengan capaian saat ini, namun kita pasang target di bawah 5 persen. Saya optimis ini bisa tercapai dengan sinergi dan kolaborasi semua pihak,” tuturnya.
Dia minta kepada seluruh OPD untuk terlibat langsung dalam penurunan stunting. Bekerja sesuai tupoksi masing-masing untuk menekan munculnya kasus baru.
“Banyak indikator yang menyebabkan resiko stunting, seperti rumah tidak layak huni, kalau ada rumah tidak layak huni, dinas PU segera bantu mereka, begitu juga dengan pendidikan, kalau ada yang tidak sekolah, cepat dibantu, kalau ada yang tidak makan beri bantuan beras. Beras kita kualitas terbaik, makanya jangan ada yang stunting di Kota Solok,” perintahnya.
Zul Elfian juga menyampaikan, kemiskinan di Kota Solok nomor 10 terendah di Indonesia menjadi modal dan semangat untuk menurunkan stunting.
“Segera lakukan penanganan secepatnya, kita keroyokan bersama-sama, kalau perlu minta bantuan perantau,” tutupnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat Fatmawati menyampaikan, Kota Solok bisa dijadikan percontohan bagi daerah lain di Sumbar dalam penanganan stunting.
“Keseriusan Kota Solok dapat kita lihat dari angka stuntingnya dan kehadiran seluruh OPD saat pengukuhan. Ini salah satu bentuk keseriusan pemerintah daerah dan patut diapresiasi,” ungkapnya.
Fatmawati juga mengapresiasi satu digit target penurunan stunting Kota Solok yang disampaikan Wali Kota Solok Zul Elfian. Menurutnya penurunan signifikan dan Kota Solok akan mempengaruhi prevelansi angka stunting Sumbar.
“Kami berharap Kota Solok bisa dijadikan proyek percontohan dalam menangani stunting dan tidak ada lagi anak gagal tumbuh di Solok,” harapnya.
Dia mengatakan, BKKBN terus berupaya agar stunting bisa ditekan seperti menyiapkan data, tenaga ahli, pendamping keluarga, aplikasi serta bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk dalam pembiayaan melalui APBN.
“Stunting ini tanggung jawab bersama, kami berharap semua pihak terlibat sehingga terjadi 14 persen pada 2024 bicara tercapai,” tutupnya.
Discussion about this post