Bengkulu, reportaseinvestigasi.com – Memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXVI dan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI), Pemerintah Provinsi Bengkulu mengadakan Upacara peringatan tersebut di Lapangan Kantor Gubernur, Rabu (26/6/2019).
Peringatan kali ini, Sekretaris Daerah Nopian Andusti menjadi Pembina di dua peringatan tersebut. Nopian mengajak masyarakat di Hani dan Harganas untuk menjadikan momentum melawan segala bentuk dan jenis narkotika.
“Mari jadikan hari anti narkotika internasional ini sebagai momentum untuk melawan segala bentuk dan jenis narkotika,” kata Nopian Andustu.
Lanjut Nopian, pencegahan merupakan langkah efektif untuk membangun kesadaran individu untuk tidak memulai dan ikut dalam jaringan peredaran gelap narkotika.
“Pencegahan merupakam langkah efektif untuk membangun kesadaran individu,” kata Nopian.
Menurut Nopian, segala sesuatu itu dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, jadi membentuk remaja dan anak-anak harus dimulai dari keluarga.
“Bagaimana kita membimbing, bagaimana kita mengayomi, semua dimulai dari lingkungan keluarga,” kata Nopian.
Lanjut Nopian, komunikasi antara anak ayah dan ibu itu sangat sangat menentukan bagaimana membentuk karakter-karakter remaja dan generasi.
“Komunikasi antara anak, ayah, dan ibu itu penting untuk membentuk karakter,” lanjut Nopian.
Diketahui, Sejarah penetapan 26 Juni sebagai Hari Anti Narkotika Internasional dicanangkan oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) pada 26 Juni 1988.
Tanggal ini dipilih dengan mengambil momen pengungkapan kasus perdagangan opium oleh Lin Zexu (1785-1851) di Humen, Guangdong, Tiongkok.
Lin Zexu adalah pejabat yang hidup pada masa Kaisar Daoguang dari Dinasti Qing.
Ia terkenal dengan perjuangannya menentang perdagangan opium di Tiongkok oleh bangsa-bangsa asing.
Sedangkan sejarah Harganas yaitu ketika tahun 1945 Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya. Namun situasi bangsa ini belum begitu kondusif. Bahkan untuk mempertahankan kemerdekaan, diberlakukannya wajib militer bagi rakyat.
Hal ini menjadikannya mereka berpisah dengan keluarga. Melalui perjuangan yang gigih, pada 22 Juni 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh.
Seminggu kemudian, tepatnya 29 Juni 1949, para pejuang kembali kepada keluarganya. Inilah yang melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional. (PR)
Discussion about this post