PAINAN – Tidak menentunya kondisi cuaca serta juga semakin tingginya intensitas hujan sejak beberapa hari terakhir di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), maka kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama camat dan walinagari diminta supaya melakukan pemetaan wilayah sesuai dengan potensi bencana yang dimiliki.
Hal itu disampaikan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Pessel, Mawardi Roska, Senin (5/9) agar dampak korban yang ditimbulkan bila bencana terjadi di daerah itu bisa diminimalisir.
“Pessel sebagai salah satu daerah yang memiliki pesisir pantai paling panjang di Sumbar, yakni 246,2 kilometer. Selain rawan terkena tsunami, juga rawan banjir dan tanah longsor. Agar penanganan maksimal bisa dilakukan, terutama sekali bila banjir dan longsor, maka kepada BPBD bersama camat dan walinagari, diminta supaya melakukan pemetaan wilayah rawan bencana,” ungkapnya.
Disampaikannya bahwa kerawanan bencana itu muncul karena di Pessel terdapat 19 aliran sungai. Semua aliran sungai itu memiliki kecuraman yang cukup tinggi karena berhulu di sepanjang gugusan Bukit Barisan pada Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
“19 aliran sungai ini melewati 15 kecamatan yang ada mulai dari utara hingga ke selatan. Dari 19 aliran sungai ini, sebanyak 18 aliran dinyatakan rawan meluap karena memiliki tumpukan sedimen dan juga berbelok,” jelasnya.
Selain BPBD, camat dan walinagari, dia juga meminta kerjasama dari masyarakat sebagai informan jika terjadi peristiwa bencana di wilayahnya.
“Tujuannya agar bila bencana terjadi bisa dilakukan penanganan secara cepat. Ini tentu akan meminimalisir dampak korban jiwa, maupun kerugian secara materil,” ucapnya.
Dia juga menegaskan kepada camat dan walinagari untuk tidak meninggalkan wilayah tugasnya.
“Agar komunikasi bisa tetap berjalan lancar di musim rawan bencana ini, maka camat dan walinagari jangan mematikan handphone,” tutupnya. (*)
Discussion about this post