Payakumbuh – SMK N 3 Payakumbuh terapkan Kurikulum Merdeka sesuai dengan acuan Kemendikbud, bahwasanya menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka adalah sebuah bentuk keberterimaan dunia pendidikan terhadap sebuah perubahan.
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
“SMK Pusat Keunggulan merupakan terobosan komprehensif yang ditujukan untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK saat ini, agar semakin sejalan dengan kebutuhan dunia kerja,” terang Kepsek SMK 3 Negeri Payakumbuh Dra. Wismarni MM.
Program SMK Pusat Keunggulan bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja. “Sekolah yang terpilih dalam program SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi rujukan serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya,” ujar kepsek.
Kepsek SMK 3 Negeri Payakumbuh juga menjelaskan, untuk mencapai visi tersebut, keselarasan antara SMK Pusat Keunggulan dengan dunia kerja tidak hanya diwujudkan melalui MoU saja, tetapi harus berlangsung secara mendalam dan menyeluruh.
Upaya mewujudkan keselarasan antara SMK dengan dunia kerja dapat ditempuh melalui pemenuhan delapan aspek link and match, yaitu:
1) Kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills, hardskills, dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja.
2) Pembelajaran diupayakan berbasis project riil dari dunia kerja (project based learning) untuk memastikan hardskills, softskills, dan karakter yang kuat.
3) Peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja. Meningkat secara signifikan sampai minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian.
4) Praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester.
5) Bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja.
6) Bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan secara rutin.
7) Dilakukannya riset terapan yang mendukung teaching factory berdasarkan kasus atau kebutuhan riil industri.
8) Komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja.
Wismarni juga berharap adanya keseimbangan soft skill dan life skill terhadap anak, “Bagaimana nantinya anak anak ini seimbang antara sikap soft skill dan life skill, seimbang sikap maupun keterampilannya,” tutup kepsek Wismarni. (Bambang)
Discussion about this post