Agam — Banyak tokoh Minangkabau yang sudah dikenal luas sejak lama, bahkan diakui oleh negara sebagai pahlawan nasional. Namun juga masih banyak tokoh lainnya yang perlu dikenang jasanya.
Salah diantaranya adalah Sjech Sulaiman Arrasuli atau lebih dikenal dengan Inyiak Canduang. Pendiri Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI), Canduang, Agam, tidak hanya berjasa dalam mengembangkan pendidikan agama, namun juga adat, sosial sampai pemerintahan.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi, Kamis (26/5) siang usai meresmikan museum Sjech Sulaiman Arrasuli, memaparkan gerakan dan jasa Inyiak Canduang dalam banyak bidang.
Tokoh agama yang termasuk pengembang pendidikan surau ini, menurut Buya juga menjadi salah seorang yang ikut melahirkan kesepakatan kaum agama dan adat di Bukik Marapalam, yakni adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah (ABS SBK).
Dalam masa awak kemerdekaan, ulas Gubernur Sumbar, inyiak Canduang pun pernah menjadi salah seorang anggota dewan Konstituante.
Sedangkan dalam agama, tokoh yang sangat plural, karena tidak saja bergaul dengan teman seagama,tapi dari seluruh kalangan, sudah dikenal luas sebagai pendiri MTI Canduang.
“Dari MTI Canduang inilah lahir MTI lain di berbagai tempat di Sumbar bahkan seluruh Indonesia. Beliau pulalah yang berhasil menyatukan antara Tarbiyah dengan Perti,” ulas Gubernur Sumbar.
Mengingat jasa-jasa beliau, tambah Buya, maka sangat pantas Inyiak Canduang diberikan gelar Pahlawan Nasional.
Gubernur selanjutnya mengharapkan, jasa-jasa yang telah ditinggalkan oleh inyiak Candung tersebut dapat dijadikan sebagai “spirit historis” bagi generasi muda daerah ini, untuk meneruskan bahkan kalau bisa lebih mengembangkannya.
Dengan berbagai sarana keagamaan yang ada di Canduang saat ini, gubernur Sumbar menilai, sangat pantas pula bila kawasan tersebut dijadikan Locus Wisata Religi.
Berhubungan potensi sekaligus keterbatasan sarana, seperti museum yang memanfaatkan rumah Inyiak Canduang dengan ukuran terbatas, gubernur menyarankan pada bupati Agam yang ikut hadir untuk memberikan dukungan kepada keluarga dan pengelola.
Bupati Agam Andriwarman, menjawab permintaan gubernur menyebutkan sudah melakukan komunikasi dengan anak cucu inyiak Candung tentang pengembangan sarana yang ada saat ini.
Usai meresmikan museum di bekas rumah Inyiak Candung sendiri , gubenur kemudian melakukan penanaman pohon mangga di areal rumah kelahiran tokoh tersebut bersama sejumlah pejabat lainnya.
Sebelum meninggalkan, Buya Mahyeldi ikut menghadiri milad ke-94 MTI Canduang serta penyerahan ijazah terhadap lulusan angkatan ke-82 di halaman MTI. (Pon)
Discussion about this post