Pasaman — Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, kembali memberikan sejumlah bantuan pasca gempa Pasaman Barat dan Pasaman Timur yang terjadi 25 Februari lalu. Bantuan uang tunai sebesar Rp 220 juta tersebut disalurkan langsung kepada bupati kedua daerah itu, Selasa (24/5).
Suhatri Bur menyebutkan, atas nama pribadi bersama dengan ASN dan masyarakat berinisiatif mengumpulkan dana secara badoncek untuk membantu korban gempa yang ada di dua kabupaten (Pasbar dan Pastim). Dengan target sebesar Rp 250 juta.
“Dan alhamdulilah, dari hasil badoncek itu terkumpulah dana sebesar Rp 220 juta, dan bantuan kebutuhan lainnya. Itulah yang akhirnya kami bagi 2 karena yang terkena musibah itukan 2 kabupaten. Jadi dapatnya Rp 110 juta per daerah. Dan bantuan itu disalurkan secara kes,” ujar Suhatri Bur.
Suhatri Bur menerangkan, bantuan yang diberikan ini merupakan sebuah bentuk spontanitas dan sekaligus wujud silaturahmi antara junior kepada senior. Sebab kata bupati yang karib dipanggil Aciak ini, pada awal hari pertama gempa terjadi, Pemkab Padang Pariaman sudah lebih dulu menyalurkan bantuannya melalui OPD yang ada.
Bupati Pasaman Timur Benny Utama menyampaikan rasa terimakasih kepada Bupati Suhatri Bur atas partisipasi dan perhatian yang diberikan masyarakat Padang Pariaman yang bersifat pribadi.
“Terimakasih kepada Bupati Suhatri Bur dan kawan-kawan ASN yang sudah sukarela secara pribadi mengumpulkan bantuan kepada masyarakat kami. Ini akan kami gunakan untuk percepatan pembangunan huntara (hunian sementara). Pembangunan ini sudah kami mulai berbekal dari bantuan donasi yang seperti ini juga,” terangnya.
Lebih jelas Benny menyebut, pembangunan huntara untuk korban gempa sudah mencapai 80 persen. Dari Pemda Pasaman sendiri Benny menyebut sudah membangun sekitar 382 unit. Sementara kebutuhan huntara sebanyak 564 unit.
“Sedangkan dari NGO dan pihak ketiga lainnya sudah membangun 150 unit. Jadi yang belum itu sekitar 120-an,” tukuknya lagi.
Karena itu Benny berterimakasih kepada Bupati Suhatri Bur mengingat kebutuhan huntara bagi masyarakat korban gempa, yang saat ini menurut Benny berada di tenda pengungsian yang tidak layak. “Karena untuk membangun hunian tetap itu butuh proses dari BNPB dan juga butuh pendampingan,” sebut Benny kembali. (Idm)
Discussion about this post