Sawahlunto – Walikota Sawahlunto Deri Asta Menghadiri Panen Jagung di dusun Tanjung Sago Desa Batu Tanjung Talawi Kamis 19 Mei 2022 yang mana pada musim kemarau yang melanda hampir sebagian wilayah di Indonesia saat ini membuat petani harus berinovasi, tidak memaksakan harus menanam padi jika tidak memungkinkan yang disebabkan kurangnya pasokan air namun bisa saja bertanam komoditi lain seperti jagung. Jagung dinilai lebih menguntungkan dari sisi ekonomis karena kurangnya resiko gagal panen jika ditanam disaat kemarau saat ini, sebab tidak membutuhkan debit air yang tinggi. Pada sambutan disampaikan oleh Walikota Sawahlunto Deri Asta saat menghadiri panen jagung di Dusun Tanjung Sago Desa Batu Tanjung Kecamatan Talawi.
Zaman dahulu bertani mengandalkan pengalaman namun saat ini harus ditambah dengan ilmu dan pengetahuan. Ilmu bisa didapat dari penyuluh pertanian yang ada, dan pengetahuan bisa didapat dimana saja, seperti dari BMKG yang telah menyebutkan sampai akhir tahun akan terjadi kemarau berkepanjangan. Dengan mengkolaborasikan pengalaman, ilmu dan pengetahuan, maka petani dapat mengurangi resiko kerugian akibat gagal panen dengan mencari alternative komoditi lain untuk ditanam yang cocok dengan iklim saat ini, juga mengapresiasi Kelompok Tani Usaha Mandiri Desa Batu Tanjung tersebut, karena dapat memanfaatkan lahan pekarangan yang sebelumnya hanya tumbuh rumput liar, dimaksimalkan dengan menanam jagung untuk menambah penghasilan keluarga.
“Suatu inovasi dan pemikiran patut kita apresiasi, lahan pekarangan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menambah pemasukan keluarga dengan ditanami jagung. Diliat dari hasil hari ini, pastinya kita semua ingin bertanam jagung. Sebab 1 hektar lahan saja dapat dimaksimalkan untuk panen kurang lebih 7,8 ton jagung. Jika harga jagung pipilan ditingkat petani saat ini, Rp. 5.200/kg maka keuntungan kotor yang didapat petani sekali panen selama 4 bulan yakni Rp. 40.560.000,” jelas Walikota.
Sedangkan kebutuhan akan pakan ternak di Kota Sawahlunto sangat tinggi dan untuk kota Sawahlunto sendiri tidak tercukupi sehingga peternak harus membeli kedaerah lain. Hal inilah menurut Deri Asta sebuah peluang yang harus dimanfaatkan petani secara maksimal. Dengan adanya pasar yang tinggi maka petani tidak perlu risau apakah jagung yang ditanam akan mengalam kerugian akibat tidak terjualnya hasil dari panen jagung yang ada.
Deri Asta berharap agar panen jagung oleh Kelompok Tani Usaha Mandiri Desa Batu Tanjung ini dapat menjadi contoh bagi desa lain di Kota Sawahlunto, untuk membentuk kelompok tani jika belum ada kelompok tani dan memaksimalkan potensi lahan pekarangan yang ada dengan bertanam jagung sebagai alternative pakan ternak yang harganya semakin tinggi dari waktu kewaktu. (Djasrizal)
Discussion about this post