Bukittinggi — Pagelaran budaya sadar bencana yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat di Kota Bukittinggi, Sabtu (14/5) tadi malam berlangsung sukses.
Kegiatan yang dihadiri langsung Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto itu, betlangsung di Kawasan Pedestrian Jam Gadang.
Kegiatan ini, mengangkat tema “Alam Takambang Jadi Guru”. Dimana, didalamnya, tersirat mitigasi bencana, melalui kearifan lokal.
Kepala Pusdatinkom BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan, kegiatan ini menjadi salah satu upaya dalam memberikan edukasi terkait mitigasi bencana pada masyarakat.
“Sesuai arahan Presiden, kita harus menyiapkan sistem edukasi bencana yang berkelanjutan. Kegiatan ini menjadi salah satu implementasi dari arahan Presiden itu. Kita sajikan empat pertunjukan budaya. Semoga menjadi pertunjukan dengan muatan edukasi terkait mitigasi bencana pada masyarakat,” imbuhnya.
Ketua Umum Bundo Kanduang Sumbar, Raudha Thaib, diwakili Ketua Bundo Kanduang Bukittinggi, Hj. Efni, menjelaskan, Minangkabau sudah sangat akrab dengan istilah Alam Takambang Jadi Guru. Semuanya saling memerlukan alam memerlukan makhluk hidup begitupun sebaliknya.
Sementara Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, mengungkapkan, Bukittinggi memiliki luas 25 km², efektifnya hanya 18 km² dengan tiga kecamatan. Bukittinggi juga dilewati patahan sianok, sehingga rentan bencana gempa.
“Untuk itu, butuh edukasi terhadap masyarakat tentang mitigasi bencana. Salah satu upaya dapat dilakukan pendekatan dengan budaya lokal seperti pagelaran budaya ini. Memang masih banyak yang belum paham, jika bencana terjadi. Kami berharap, edukasi mitigasi bencana, dapat disisipkan dalam kurikulum sekolah. Sehingga para pelajar di Bukittinggi menjadi pelajar yang sadar bencana,” ujar Erman Safar.
Wako juga berharap, BNPB dapat melakukan penelitian zona rawan bencana di Ngarai Sianok. Karena memang banyak warga yang tinggal di sekitar Ngarai Sianok.
Karena itu Wako mengucapkan terimakasih pada BNPB yang telah mengadakan kegiatan ini di Bukittinggi. Semoga warga Bukittinggi semakin paham dengan mitigasi bencana dan menjadi masyarakat yang sadar bencana.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi, menyampaikan, secara geologi, Sumbar merupakan wilayah yang rentan dengan bencana gempa. Hal ini ditenggarai karena Sumbar dilalui tiga lempeng dunia.
“Sehingga, tingginya intensitas gempa tidak bisa dihindari. Untuk itu, kesiapsiagaan bencana oleh masyarakat sangat dibutuhkan. Kita semua harus dapat membangun budaya sadar bencana di tengah masyarakat. Kami berharap Sumbar menjadi daerah prioritas untuk kegiatan BNPB,” ujar Gubernur.
Kepala BNPB Pusat, Letjen TNI Suharyanto, mengapresiasi Kota Bukittinggi dan Provinsi Sumatra Barat, yang dinilai berhasil menjadi tuan rumah pelaksanaan pagelaran budaya sadar bencana ini.
“Selama 2022 hingga bulan Mei ini, sudah terjadi 1491 bencana di Indonesia. Sedangkan tahun 2021 lalu, 5000 lebih bencana terjadi di Indonesia. Bencana bisa dikurangi jika kita kuat dengan aspek pencegahannya,” ujarnya.
Sumatra Barat, lanjut Letjen TNI Suharyanto, menjadi salah satu daerah di Indonesia yang memiliki semua jenis bencana. Untuk itu, butuh edukasi terhadap masyarakat terkait mitigasi bencana.
“Semoga dengan kegiatan ini, masyarakat mendapat edukasi tentang mitigasi bencana. Warga dapat melakukan antisipasi ketika bencana terjadi,” harapnya.
Pagelaran seni budaya sadar bencana ini, dimeriahkan Sanggar Gastarana, Tari Anak Nagari, Rampak Tapuak Galambuak dan Tari Piriang Rancah Pacah. (Pon)
Discussion about this post